Sabtu, 16 November 2019

Pelaksana Terbaik KKN Revolusi Mental Bidang Publikasi


Ngainun Naim
 
Trofi peserta dengan publikasi terbaik
Jarum jam menunjukkan pukul 08.25 menit. Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.A.P. baru saja memasuki Ruang Singosari Hotel Borobudur Jakarta. Lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh seluruh peserta “Rapat Evaluasi Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental Tahun 2019” dengan tema “Bergotong Royong dalam KKN RM untuk Menciptakan Agen Perubahan yang Unggul dan Berbudaya”. 
Menko PMK saat memberikan sambutan

Sebelum Menko PMK menyampaikan sambutan pengarahan, pembawa acara membacakan nominasi terbaik empat kategori: Program Terbaik, Tata Kelola, Publikasi, dan Terfavorit. Masing-masing ada tiga perguruan tinggi yang menjadi nominasi. Saya tidak hapal kampus mana saja.
Saya hanya fokus bahwa nama IAIN Tulungagung disebut dua kali. Pertama, kategori nominasi publikasi. Kedua, kategori nominasi terfavorit. Tentu ini sebuah kehormatan yang luar biasa. Tidak pernah terbayangkan jika IAIN Tulungagung akhirnya bisa masuk dua nominasi. 
Penyerahan trofi dan sertifikat oleh Menko PMK

Saat yang ditunggu itu akhirnya tiba. Pelaksana program KKN RM terbaik terpilih adalah Universitas Diponegoro Semarang. Selanjutnya diumumkan pelaksana terbaik publikasi. Hati berdebar menunggu. Dan saat yang ditunggu itu tiba. Nama IAIN Tulungagung disebut. Tepuk tangan bergemuruh membahana memenuhi ruang. Ini sungguh anugerah luar biasa. Prestasi terbaik dua tahun berturut-turut.
Berikutnya diumumkan pelaksana tata kelola terbaik. Terpilih UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Berikutnya terpilih Universitas Borneo Tarakan sebagai pelaksana KKN RM terfavorit.

Empat orang perwakilan dari keempat kampus terpilih diminta maju untuk menerima piagam penghargaan dari Menteri Koordinator PMK. Ini untuk kedua kalinya saya mendapatkan penghargaan dari Kemenko PMK mewakili IAIN Tulungagung. Hati berdebar-debar. Saat Pak Menko menyerahkan hadiah, beliau mengucapkan selamat dan bertegur sapa.
Usai penyerahan hadiah, dilakukan foto bersama. Ini momentum yang sangat berharga. Nama IAIN Tulungagung menjadi lebih dikenal, khususnya di antara 55 perguruan tinggi se-Indonesia yang mendapatkan program KKN RM. Tentu saya sangat bersyukur. Ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, khususnya dukungan Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.

Pada saat menyampaikan sambutan, Menko PMK menyampaikan beberapa hal penting. Beliau menjelaskan bahwa program KKN itu bukan program baru. Sebelum menjadi Menteri, beliau berkecimpung menjadi pejabat selama puluhan tahun. Tentu ini bukan waktu yang pendek. Karena itu wajar jika beliau memberikan apresiasi terhadap KKN Revolusi Mental, meskipun juga akan melakukan evaluasi untuk perbaikan pada pelaksanaan KKN RM di tahun-tahun mendatang.
Menko PMK juga menekankan pada pentingnya kampus menjaga tiga hal penting. Pertama, otonomi kampus. Kedua, kebebasan akademik. Dan ketiga, kebebasan mimbar akademik. Ketiga hal ini harus dirawat, dikelola, dan diberdayakan agar kampus dapat berkembang secara baik.
Presentasi

Aspek lain yang juga disampaikan oleh Menko PMK adalah tentang relasi antara perguruan tinggi dengan dunia politik. Beliau menekankan tentang komitmen bernegara. “Kampus harus sudah selesai soal komitmen bernegara. Jangan ada eksperimen soal negara. Taruhannya terlalu mahal. Negara kita sudah teruji untuk soal ini”, tegas beliau.
Terkait KKN RM, beliau mengharapkan agar jangan sampai KKN selesai bersamaan dengan selesainya program. Harus dilakukan berbagai upaya agar pengaruh KKN terus eksis di lokasi tempat dilaksanakannya KKN.

Tulungagung, 16 November 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.