Rabu, 09 Oktober 2019

Pentingnya Inovasi dari Kampus


Oleh Ngainun Naim


Inovasi menjadi kata kunci yang penting dalam kerangka membangun kampus. Tanpa adanya inovasi, kampus akan kehilangan relevansinya dengan perkembangan masyarakat. Inovasi menjadi tantangan besar yang harus disikapi oleh setiap kampus agar mampu membaca dinamika dan perkembangan zaman.
Pentingnya inovasi ini menjadi pokok-pokok pikiran yang disampaikan oleh Sekretaris Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Dr. Imam Syafi’i, M.Pd., saat memberikan pembekalan kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN IAN Tulungagung Gelombang II tahun 2019. Acara yang dilaksanakan pada 16 Juli 2019 di Lantai 3 Rektorat tersebut dihadiri oleh para dosen DPL KKN IAIN Tulungagung. Menurut beliau, inovasi itu penting karena ada tiga tugas pokok kampus, yaitu mencetak scholar, creator, dan inventor. 

Scholar itu bisa dicetak melalui proses pembelajaran sebagaimana lazimnya. Sepanjang proses pembelajaran dijalani secara baik, seorang mahasiswa akan bisa lulus sebagai seorang sarjana. Tetapi tidak semua sarjana bisa menjadi creator, apalagi menjadi inventor. Pada titik inilah dosen memegang peranan penting.
Sesuatu dikatakan inovasi jika memenuhi paling tidak tiga hal, yaitu: the first, the best, dan the different. Tiga aspek ini penting untuk menjadi perhatian jika ingin memberikan dimensi inovatif bagi kampus. Kegiatan rutin di kampus tanpa inovasi akan kehilangan “ruh”. Inovasi yang membuat kegiatan kampus selalu dinamis dan menghadirkan hal baru.
Aspek lain yang juga ditekankan oleh Sekretaris Dirjen Pendis adalah pentingnya membangun idealisme. Tanpa idealisme, kerja-kerja yang kita lakukan akan menjadi mekanis. Tidak ada orientasi yang memiliki perspektif yang lebih luhur. Karena itulah, kita harus memiliki cita-cita yang tinggi sebab banyak orang yang menyesal karena memiliki cita-cita rendah lalu tercapai. Keberhasilan kita sesungguhnya setara dengan perjuangan yang kita lakukan.
Beliau membuat analogi yang cukup menarik. Kata beliau, gelas itu jika diisi pasir maka batu akan sulit masuk. Sementara jika diisi dengan batu, pasir masih bisa masuk. Begitu juga dengan kita. Jika kepala kita sibuk diisi hanya dengan hal-hal kecil dan remeh maka ide-ide besar untuk kemajuan akan sulit masuk. Tetapi jika kita memiliki ide dan gagasan besar maka hal-hal kecil akan mudah untuk menyesuaikan. Karena itulah, berpikir tentang sesuatu yang besar itu penting sekali.
Berkaitan dengan dosen, beliau membuat 4 tipe. Pertama, dosen yang tipenya hanya berpikir saja. Hari-harinya habis hanya untuk berpikir dan berdebat. Kedua, dosen yang hobinya menulis apa yang dipikirkan. Ketiga, dosen yang hobinya mengerjakan apa yang ditulis. Dan keempat, dosen yang menulis yang dikerjakan. Nah, dosen seharusnya memilih posisi yang tepat di antara keempat tipe tersebut agar mendukung terhadap inovasi.
Pada bagian akhir Dr. Imam Syafi’i mengajak semua DPL untuk berani bermimpi besar. Mimpi besar merupakan salah satu upaya untuk menentukan arah bagi tujuan yang jelas. Tanpa mimpi, kemajuan tidak akan tercapai. Tentu saja, mimpi itu harus diterjemahkan menjadi program nyata.

IAIN Tulungagung, 17 Juli 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.