Oleh Ngainun Naim
”Pada abad kedua puluh
satu, ada penghargaan besar terhadap pengetahuan dan keterampilan. Semakin
banyak pengetahuan yang Anda punya dan semakin besar keterampilan yang Anda
terapkan, semakin kompeten dan bernilailah Anda”—Brian Tracy
Hidup manusia itu sifatnya
dinamis. Banyak hal tak terduga yang terjadi. karena itu dibutuhkan kesiapan
mental, strategi, sumber daya manusia, dan berbagai persiapan lainnya agar siap
saat perubahan datang. Kesiapan ini penting artinya agar perubahan tidak
menghancurkan kehidupan. Hanya manusia yang memiliki modal saja yang mampu
eksis dalam setiap perubahan zaman. Ia tidak hanya mampu bertahan menghadapi
perubahan, tetapi justru perubahan itu mampu ia kendalikan.
Berkaitan dengan
kesiapan menghadapi perubahan ini, ada catatan kritis dari Andrias Harefa yang
penting kita cermati bersama. Menurut Harefa, saat perubahan dalam masyarakat
berjalan lambat, rendahnya kemampuan belajar masih belum menimbulkan masalah
serius. Namun saat perubahan berlangsung secara massif, rendahnya kemampuan
belajar membawa implikasi yang luas.
Pada tingkat individu,
ketidakmampuan belajar ini dapat membawa akibat yang paling fatal, yaitu
kehilangan pekerjaan. Tuntutan pekerjaan sekarang mengharuskan belajar terus
mengikuti perkembangan baru. Tidak mau belajar berarti akan ketinggalan.
Sekarang ini semakin banyak kantor atau perusahaan yang mencari pekerja yang
berpengetahuan (knowledge worker) dan menyerahkan berbagai jenis pekerjaan
kepada mesin-mesin yang lebih canggih karena dinilai lebih efektif-efisien dan
rendah resiko sosialnya.
Pada tingkat organisasi,
ketidakmampuan belajar berimplikasi pada lemahnya daya kompetisi. Kita akan
kalah dan tidak mampu mengikuti arus perkembangan global. Di milenium baru,
kita lemah dalam inovasi dan kreativitas. Padahal, ini merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.