Oleh Ngainun
Naim
Hidup itu ibarat menjalani pertarungan. Ini sejalan
dengan filosofi hidup manusia yang selalu berproses dan berjuang dalam
pertarungan antara akal sehat dengan hawa nafsu. Pertarungan ini terjadi
sepanjang hidup manusia. Agar selalu terjaga, maka manusia harus mewaspadai
terhadap hawa nafsunya sepanjang hidup. Perlu ada perbaikan terus-menerus
terhadap hati dan pikiran kita, sehingga setiap saat bisa selalu waspada
terhadap godaan nafsu yang ada di sekeliling kita.
Proses hidup memang membutuhkan kewaspadaan secara terus-menerus.
Kewaspadaan ini secara implisit mengimplikasikan perlunya untuk pengembangan
diri. Pengembangan diri memungkinkan manusia untuk selalu belajar, memperbaiki
diri, dan siap menghadapi berbagai dinamika hidup yang ada.
Berkaitan dengan mentalitas proses ini, ada berita
menarik yang penting untuk direfleksikan di Harian Jawa Pos edisi 2 Mei 2013. Ada berita menarik tentang usaha
”menggampar” mental instan. Berita ini saya temukan di sebuah kolom Close Up With...... Beritanya tentang
novelis Iwan Setyawan.
Di berita tersebut ditulis bahwa sukses tidak bisa diraih
secara instan. Terdapat proses perjuangan untuk mencapai hal tersebut. Melalui
buku 9 Summers 10 Autumns, Iwan
Setyawan mengingatkan generasi muda yang kerap berpikir instan. Sebuah kisah nyata
mengenai perjuangannya untuk meraih kesuksesan. yakni, kisah seorang anak sopir
angkot yang mampu melakukan New York.
Iwan menyatakan, ”Saya pengen nulis itu buat gamparin
ponakan saya, pengen gamparin anak-anak
muda. Sukses itu ada perjuangan hidup di dalamnya”.
Kata-kata Iwan Setyawan ini menarik dalam konteks
perubahan mentalitas instan yang kian praktis. Buku Iwan merupakan sebuah
contoh bagaimana kesuksesan yang diraihnya tidak datang dengan sekejap.
Semuanya diraih melalui perjuangan dan kerja keras.
Iwan menegaskan bahwa sukses akan lebih bermakna jika
diraih dengan perjuangan. Jika sesuatu diraih dengan berdarah-darahm
kebahagiaan lebih dapat terasa. ”Sukses kerasa
manis kalau diraih dengan sepenuh hati. Kita harus berani hidup susah untuk
hidup bahagia,” kata Iwan setyawan.
Lebih jauh Iwan menegaskan bahwa sukses tidak dapat
sendirian. Networking merupakan
bagian penting dalam kesuksesan. Selain itu, setiap kesuksesan itu dapat
memberikan kebahagiaan pula bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.