Oleh Ngainun Naim
Sebagai orang kampung, tinggal di hotel bintang lima
sebagaimana di Hotel Shangrilla Jakarta selama tiga hari membuat saya tidak
mudah beradaptasi. Fasilitas-fasilitasnya ’terlalu mewah’. Justru karena
kemewahan inilah yang membuat saya kurang bisa menikmatinya.
Senin malam (2/12) saat datang, saya sudah merasakan
kurang nyaman. Begitu mau masuk, ada pemeriksaan yang sangat ketat di pintu
gerbang. Saat masuk hotel, harus melalui pemeriksaan laiknya di bandara. Ketat
sekali. Tidak ada nuansa relasi sosial yang erat.
Mungkin memang saya cocoknya pada hal-hal yang sederhana.
Tidak pas dengan hal mewah. Tetapi saya berusaha membalik cara pandang,
walaupun itu tidak mudah, yaitu dengan mensyukurinya. Kesempatan hadir di acara
besar dan tinggal di hotel mewah merupakan sebuah keistimewaan. Belum tentu
kesempatan semacam ini saya nikmati setahun sekali. Hal ini kemudian
memunculkan tekad pada diri saya untuk memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.
Ya, saya mendapatkan amanat untuk hadir dalam acara
konferensi internasional berkaitan dengan dunia Islam dan media. Melalui
konferensi ini, saya mendapatkan banyak sekali manfaat, khususnya dalam
menambah ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh nasional dan tokoh besar dunia hadir
untuk memberikan ceramah dan diskusi. Ini merupakan kesempatan besar tak
terkira.
Karena itulah, walaupun dari sisi tempat acara saya
merasakan semacam ’keterasingan’, tetapi dari sisi manfaat, saya mendapatkan
banyak hal yang luar biasa. Salam!
Trenggalek, Minggu, 8 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.