Menggali Potensi Diri yang Tersembunyi
Oleh Ngainun Naim
Banyak mahasiswa yang sesungguhnya memiliki potensi besar,
tetapi karena berbagai faktor maka potensi yang dimilikinya tidak tumbuh dan
berkembang. Bahkan sangat mungkin potensinya menjadi mati. Pada kondisi yang
semacam ini, dosen (dan juga guru) seharusnya mampu mengidentifikasi potensi
yang dimiliki anak didiknya, menggalinya, dan juga memberdayakannya.
Upaya mengidentifikasi dan menggali potensi anak didik
ini penting untuk dipahami oleh dosen. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
tidak sedikit dosen yang tidak memahami hal ini. Mereka hanya menjalankan pembelajaran
sebagaimana rutinitas.
Karena itu, workshop bagi dosen untuk menyegarkan kembali
wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan pembelajaran memiliki arti yang
penting. Setidaknya itu yang saya rasakan. Dalam ”Workshop Pembelajaran
Inklusif Gender Bagi Guru dan Dosen” yang diselenggarakan oleh Pusat Studi
Gender (PSG) IAIN Tulungagung pada 4-6 Oktober 2013 di Hotel Istana
Tulungagung, saya mendapatkan banyak pengetahuan baru yang bermanfaat. Saya menemukan
hal-hal yang selama ini terabaikan dalam tugas saya sebagai seorang pendidik. Fasilitator
acara, Dr. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag., yang merupakan Dekan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mampu memberikan stimulus yang
sangat bermakna (setidaknya buat saya) untuk menyadari dan merefleksikan proses
pembelajaran yang selama ini saya lakukan.
Saya mencatat beberapa hal yang selama ini perlu untuk
terus diperbaiki. Pertama, mendorong
setiap mahasiswa untuk bertanya membutuhkan strategi yang tepat. Kadang dosen
kurang memerhatikan hal semacam ini. Aspek yang biasanya menjadi titik
perhatiannya adalah bagaimana pembelajaran berlangsung secara baik dan apa yang
ada dalam SAP telah dilaksanakan. Padahal, memberdayakan para mahasiswa untuk
mau dan berani bertanya sesungguhnya juga merupakan proses penting dalam perkuliahan.
”Mengkonstruksi untuk mau dan berani bertanya itu juga bukan hal mudah bagi
mereka yang belum terlatih”, kata Dr. Waryono.
Kedua, konsep itu memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan. Konsep pembelajaran
yang dimiliki dosen akan memengaruhi perkuliahan. Demikian juga dengan konsep
yang dimiliki mahasiswa. Karena itu, perlu dibangun konsep yang bernilai
positif sehingga memiliki pengaruh positif bagi perkuliahan secara keseluruhan.
Misalnya, dosen idealnya memosisikan dan memberikan kesempatan yang sama kepada
seluruh kelas tanpa membedakan satu sama lain.
Ketiga, menerima mereka yang berbeda dan memberikan kesempatan yang sama. Kelas inklusif
adalah kelas yang tidak melakukan diskriminasi. Akses dan kesempatan harus
diberikan secara sama kepada seluruh kelas. Mereka yang memiliki kekurangan
harus dibantu, bukan justru ditinggalkan. ”Mereka harus kita bantu, berdayakan,
dan ajak bersama untuk maju”, tegas Dr. Waryono.
Keempat, membangun empati mahasiswa. Salah satu kelemahan perkuliahan adalah relasi
yang kurang erat antara dosen dengan mahasiswa. Padahal, relasi yang erat
sangat penting sekali. Dr. Waryono sangat menganjurkan kepada seluruh peserta
untuk kenal dan hafal dengan nama-nama mahasiswanya. Hal ini penting untuk
semakin mengefektifkan proses pembelajaran.
Kelima, pelajaran apapun seyogyanya diberi contoh yang kontekstual dan mencerahkan.
Jangan sampai contohnya tidak sesuai dengan realitas, apalagi contoh yang
justru menyesatkan. Contoh yang baik akan memberikan pengaruh positif pada
pemahaman dan juga perubahan sikap peserta didik.
Keenam, dosen harus memiliki wawasan luas. Menguasai bidang keahliannya secara
mendalam itu sangat penting, tetapi jangan juga menutup diri dari pengetahuan
yang lain. Perlu juga pengetahuan lain yang memiliki keterkaitan dengan ilmu
yang kita kuasai. ”Ini namanya integrasi-interkoneksi”, kata Dr. Waryono.
Ada banyak hal lain yang saya peroleh dari workshop selama
beberapa hari ini. Ilmu memang bisa diperoleh dari mana saja. Dan workshop kali
ini memberikan pemahaman dan kesadaran baru buat saya untuk mengajar secara
lebih baik. Semoga!
Tulungagung, 6 Oktober 2013
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.