Jika Kau Benci, Kau Semakin Tidak Tahu
Oleh Ngainun Naim
Saya mengajar beberapa matakuliah yang umumnya kurang disukai
oleh mahasiswa, yaitu matakuliah yang berkaitan dengan filsafat. Saat mulai
mengajar, biasanya saya melakukan diskusi dengan mahasiswa berkaitan dengan
persepsi mereka terhadap filsafat. Berdasarkan pengalaman mengajar selama
beberapa tahun, hampir semua mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak suka
filsafat. Filsafat itu membuat pusing, filsafat itu rumit, filsafat itu sulit,
dan setumpuk penilaian negatif lainnya.
Curah pendapat berkaitan persoalan ini selalu saya
nikmati. Saya
melihat bagaimana mereka membangun asumsi. Saya biarkan mereka berbicara dan
bercerita.
Setelah
selesai curah gagasan itu, saya kemudian bertanya: “Siapa di antara Anda
sekalian yang sudah pernah membaca buku filsafat?”. Saya tunggu reaksi mahasiswa. Hening. Ada juga yang saling berpandangan.
Ada yang tersenyum. Dan kemudian beberapa orang menjawab bahwa belum pernah
sekalipun membaca buku filsafat.
”Jika belum pernah membaca filsafat, bagaimana Anda tahu
bahwa filsafat itu sulit?”, tanya saya. Mereka diam. Saya kemudian menjelaskan
bahwa belajar filsafat itu sama dengan belajar ilmu yang lainnya. Tidak ada
ilmu yang sulit. Semua itu tergantung kepada kita. Jika kita mau serius dan
tekun, semua kesulitan pasti akan teratasi sehingga ketika ilmu itu dikuasai,
ia akan menjadi mudah.
Hal yang sama rupanya terjadi juga pada beberapa bidang
ilmu yang lain. Sebelum ilmu itu dipelajari sudah muncul asumsi bahwa ilmu itu
sulit. Misalnya bahasa Inggris dan matematika. Karena asumsinya sulit, maka
mempelajarinya pun menjadi enggan, bahkan membencinya. Akibatnya jelas, ilmu
itu tidak akan dikuasai.
Karena itu, saya biasanya menyarankan kepada mahasiswa
yang saya ajar untuk pertama-tama membangun persepsi positif. Jangan ada asumsi
bahwa filsafat itu sulit. ”Kalaupun memang kenyataannya sulit, Anda tetap harus
mencintainya. Cinta terhadap filsafat akan membuat Anda mampu mengatasi seluruh
hambatan dalam mempelajarinya. Tetapi semakin Anda membencinya, Anda semakin
tidak akan tahu”. Demikian kira-kira penjelasan saya.
Bagaimana hasilnya? Saya belum pernah membuat evaluasi
secara mendetail, tetapi saya melihat mulai ada persepsi positif di antara para
mahasiswa. Mereka mulai menyukai memperbincangkan tema-tama filsafat. Saya
memang harus terus berusaha menumbuhkan kecintaan mahasiswa terhadap bidang
ilmu yang saya ajarkan sebab cinta terhadap ilmu merupakan salah satu kunci
penting untuk menguasainya lebih jauh.
Trenggalek, 12 Oktober 2013
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.