Upload Tulisan dalam Keterbatasan
Oleh Ngainun Naim
Merawat spirit menulis itu bukan hal mudah. Butuh
perjuangan dan usaha yang dilakukan secara terus-menerus. Kadang spirit itu
memudar dan di saat yang lain menyala dengan begitu besarnya.
Sejak bergabung di Kompasiana pada 4 Juli lalu, saya
serasa menemukan Api Menulis.
Kompasianer senior yang selalu menginspirasi dengan tulisannya yang deras
mengalir membuat saya ikut terpacu. Tulisan Kompasianer senior menjadi salah
satu pemicu bagi saya untuk menirunya. Tentu, tulisan saya tetap dengan
karakteristik saya sendiri. Tetapi, semangat yang ditularkan oleh para
Kompasianer senior membuat saya berusaha untuk menyempatkan menulis setiap
hari.
Saya memang tidak selalu berhasil upload tulisan setiap
hari. Problem utamanya adalah jaringan internet. Pada hari kerja, saya bisa
memanfaatkan jaringan internet di kantor. Fasilitas internet gratis ini
memungkinkan saya menampilkan tulisan di Kompasiana dan blog pribadi saya.
Tetapi di hari libur, saya harus berjuang jika ingin menampilkan tulisan. Rumah
saya berada di sebuah daerah yang dekat dengan pegunungan. Sekitar 500 meter ke
arah barat, menjulang sebuah gunung. Hal yang sama juga ada di timur rumah
saya. Jaringan internet menjadi persoalan tersendiri. Modem memang bisa
digunakan, tetapi sinyalnya tidak optimal. Bahkan kadang hilang sama sekali.
Pada kondisi semacam ini, bukan berarti saya tidak
menulis. Saya selalu berusaha dan menyempatkan diri menulis. Hanya memang
uploadnya yang mungkin harus menunggu kondisi yang memungkinkan.
Tulisan saya kemarin, Menyaksikan Malam Hari Jadi Kabupaten Trenggalek, saya selesaikan
di tiga tempat. Malam selesai menyaksikan acara, saya langsung menulis. Tidak
sampai satu jam, saya sudah menghentikan menulis karena kecapekan. Pagi
harinya, saya melanjutkan lagi tulisan tersebut. Sekitar setengah jam, komputer
saya tutup karena istri bersiap kembali bertugas, anak bersiap berangkat
sekolah, dan saya sendiri harus ke Tulungagung karena ada tugas.
Sesampai di tempat, saya melanjutkan menulis. Tulisan
tersebut selesai, tetapi modem saya pulsanya 0. Memang masih bisa mengakses dan
membuka Kompasiana, tetapi kecepatannya sangat rendah. Foto-foto yang
seharusnya melengkapi catatan tersebut tidak dapat saya upload. Beberapa menit
saya coba upload, tetapi gagal. Ya sudah, maka saya upload tulisan tersebut
tanpa foto.
Tulisan sederhana saya ternyata mendapatkan perhatian.
Saya berterima kasih kepada guru menulis saya, Pak Moch. Khoiri yang berkenan
berkomentar dengan menyejukkan, dan juga kepada Pak Joko Martono yang
menyarankan agar saya memasang foto-foto pendukung. Baru pada tulisan ini
foto-foto tersebut saya sertakan. Jadi, tulisan tersebut saya upload memang
dalam kondisi yang terbatas. Salam.
Trenggalek, 31 Agustus 2013
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.