Oleh Ngainun
Naim
Seorang
tokoh besar Indonesia pernah menyatakan bahwa jika ingin cerdas maka matikanlah
televisi sekarang juga. Televisi sekarang ini tidak lagi menampilkan suguhan
yang mencerdaskan. Tayangan televisi lebih didominasi oleh suguhan yang membuat
orang emosional, menawarkan pandangan hidup hedonis, menembus ruang privasi
tanpa peduli emosi, dan berbagai aspek negatif lainnya.
Bukan
berarti di televisi tidak ada yang baik. Kita memang harus objektif jika
televisi masih memiliki berbagai acara yang mencerahkan. Tetapi acara semacam
ini hanyalah sebagian kecil saja.
Satu
fenomena yang cukup dominan sekarang ini adalah tayangan dialog yang—menurut
saya—kurang mampu menunjukkan model dialog cerdas dan memberdayakan. Dialog di
televisi lebih banyak berisi debat kusir, merasa paling benar, dan melakukan
kritik secara kurang etis. Bahkan seorang juru bicara FPI Munarman menyiram
muka Sosiolog UI, Prof. Tamrin Amal Tomagola saat diundang di TV One.
Berkaitan dengan kritik ini, saya
ingin mengutip paparan Dale Carnegie dalam bukunya yang cukup fenomenal, How to Enjoy Your Life and Your Job. Carnegie mengatakan, “Suka
mengkritik itu sia-sia karena orang lalu akan bersikap defensif dan biasanya lalu
mencari alasan untuk pembenaran diri. Sikap suka mengkritik itu berbahaya,
karena melukai kebanggaan orang yang amat berharga, melukai perasaannya, dan
menimbulkan sikap sentimen”.
Mungkin
Anda kurang setuju dengan pendapat Carnegie tersebut, tetapi Anda perlu melihat
konteks pendapat tersebut. Menurut Carnegie, mereka yang suka mengkritik
biasanya berfokus pada kesalahan dan kelemahan orang lain. Seharusnya dipahami
bahwa mengkritik itu mudah. Semua orang bisa melakukannya. Karena itu Carnegie
menyarankan agar sebelum melakukan banyak kritik, koreksilah diri Anda.
Perbaiki diri Anda. Itu akan jauh lebih bermanfaat bagi diri Anda sendiri dan
juga memiliki banyak manfaat kepada orang lain. Jangan-jangan mereka yang hobi
mengkritik itu masih lebih baik dibandingkan si tukang kritik. Salam. 2 Juli 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.