Manusia
adalah makhluk sosial. Hal ini bermakna bahwa manusia itu tidak bisa hidup
seorang diri. Ia bisa hidup secara sempurna dari kehadiran orang lain.
Keberadaan orang lain adalah kesatuan yang melengkapi dan memperkaya kehidupan.
Fitrah sebagai makhluk sosial ini menjadikan kehadiran orang lain selalu
menghiasi hari-hari setiap orang, bahkan pada saat sendirian sekalipun.
Walaupun secara fisik sendirian, sesungguhnya memori dan impian akan orang lain
selalu menjadi bagian yang tidak terpisah.
Berangkat
dari posisi sebagai makhluk sosial ini, maka hal mendasar yang seharusnya
dilakukan adalah memperlakukan orang lain sebaik mungkin. Orang lain yang
diperlakukan secara baik akan menjadikan kita juga diperlakukan secara baik
oleh orang lain. Saling memperlakukan secara baik ini penting artinya untuk
membangun kehidupan sosial yang rukun, damai, dan harmonis. Sebaliknya, ketika
orang lain diperlakukan secara tidak baik, implikasi ketidakbaikan itu juga
akan kembali kepada kita. Karena itu, jika kita ingin diperlakukan secara baik
oleh orang lain maka hal penting yang juga harus kita lakukan adalah marilah
melakukan hal baik kepada orang lain.
Menyadari
kehadiran orang lain itu ternyata tidak mudah. Banyak di antara kita yang
terjebak ke dalam sikap egois. Merasa diri penting, mengabaikan kehadiran orang
lain, dan meremehkan kehadiran yang lain.
Secara
filosofis, orang yang tidak bisa menerima dan menghargai keunikan orang dan tidak
mampu lebur dalam proses dialog dengan orang lain adalah orang yang gagal
memahami diri dan sesamanya. Orang yang mampu memahami dirinya sendiri pasti
akan bisa menerima dan menghargai keunikan orang lain. Ia akan banyak belajar
mengenai arti dan makna orang lain. Ia akan terus berusaha menjadikan orang
lain sebagaimana dirinya sendiri.
Kehidupan adalah sebuah proses dialog terus-menerus.
Dalam dialog seseorang akan memberi dan menerima. Untuk bisa melakukan dialog
secara dewasa dan produktif tentu saja diperlukan kesabaran, pengalaman,
kepercayaan diri serta kematangan pribadi. Dialog yang produktif tidak akan
terwujud jika dari masing-masing partisipan tidak akan ada kesediaan untuk
membuka diri, kesediaan saling memberi dan menerima secara sukarela dan
antusias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.