Ngainun Naim
Tantangan kehidupan
sekarang ini semakin kompleks. Cara pandang lama tidak lagi memadai untuk membaca,
memahami, dan mendefinisikan realitas secara maksimal. Hal ini mengharuskan
digunakannya cara pandang yang lebih komprehensif.
Bukan berarti hal-hal
yang sudah berakar kuat harus dicabut dan diganti dengan hal baru. Jika pun
dilakukan, resiko sosialnya tidak kecil. Bisa muncul gegar budaya yang menimbulkan
reaksi sosial kemasyarakatan yang tidak ringan.
Perubahan merupakan
kemestian sejarah. Ia tidak mungkin untuk ditolak. Aspek yang lebih penting
adalah dipahami dan dianalisis secara kritis. Aspek yang penting diambil dan
disesuaikan dengan realitas. Sementara aspek yang tidak baik disingkirkan.
Perspektif semacam
ini sesungguhnya berada dalam ranah ideal. Dalam realitas, perubahan tidak
selalu disikapi secara positif. Sekarang kita menyaksikan dalam kehidupan
sehari-hari tentang bagaimana perubahan tengah berlangsung. Masyarakat juga
semakin permisif meskipun perubahan itu tidak positif.
Kontestasi nilai
menjadi hal yang tidak terhindarkan. Di tengah realitas yang semacam ini, langkah
yang bijak adalah terus belajar. Tidak perlu menyesali keadaan karena tidak ada
manfaatnya. Aspek yang justru lebih penting adalah bagaimana melakukan aneka langkah
aktif-kreatif-konstruktif untuk kebajikan. Tidak perlu dalam skala besar. Dalam
skala kecil sudah cukup. Jika pun memiliki resonansi secara luas, tentu harus
disyukuri.
Hal ini akan
berlangsung terus sepanjang kehidupan. Kontestasi nilai akan terus berlangsung.
Semakin hari semakin rumit dan dinamis. Hanya mereka yang terus belajar,
beribadah, dan menata kehidupan dalam sinaran ajaran agama yang akan eksis
menghadapi dinamika perubahan yang terus berlangsung.
Trenggalek, 27-10-2025

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.