Kairo Mesir pada Sabtu pagi 18 Januari 2025 dengan cuaca sangat dingin. Di HP saya baca suhu pagi itu 12 derajat celcius. Pantesan sangat dingin. Bagi kami yang suhu sehari-harinya di kisaran 30 derajat, tentu merasakan sekali bagaimana suhu pagi ini sangat-sangat dingin.
Agenda pagi ini kami
awali dengan sarapan. Menu yang disajikan di Resto Soluxe International Hotel
cukup lumayan. Memang tidak cocok sepenuhnya dengan lidah kami tetapi masih
cukup bisa diterima oleh perut.
Agenda pertama yang kami
kunjungi adalah piramida. Nur Al-Din Hasan menjelaskan bahwa ada sangat banyak
piramida di Mesir. Tempat yang akan kami kunjungi pertama adalah piramida
tertua yang terletak di Bukit Giza. Di sini dimakamkan Raja Khufu dan
keluarganya.
Perbukitan tempat
piramida ini sangat indah. Rasanya seperti mimpi bisa mengunjungi tempat ini. Biasanya hanya melihat
foto orang yang bisa datang ke sini.
Cuacanya sangat dingin. Mungkin mirip dengan cuaca Bromo. Kami bisa menikmati dari dekat piramida demi
piramida, meskipun jelas tidak semua. Hanya tiga piramida. Kami juga beruntung bisa berfoto di samping Spink.
Ibuk terlihat sangat
menikmati suasana. Beberapa kali beliau berfoto juga sebagai kenangan pernah
mengunjungi Makam Raja Fir’aun. Konon setiap mayat dimasukkan ke peti mati yang
beratnya 110 ton. Piramida yang kita kunjungi ini panjangnya 230 meter dengan
ketinggian 136 meter.
Acara selanjutnya menuju
Golden Eagle Crystal. Di sini kami diajak masuk ke sebuah toko minyak wangi.
Penjaga toko adalah seorang perempuan yang baru saja pulang dari short
course di Universitas Brawijaya
Malang. Ia berasal dari Jurusan Bahasa
Indonesia. Pantas saja bahasa Indonesianya lancar.
Perempuan ini menjelaskan
dan mempraktikkan banyak hal terkait minyak, mulai minyak wangi sampai minyak
obat. Penjelasannya cukup menawan dan ujungnya adalah menawari kami untuk
membeli produk-produknya.
Acara selanjutnya adalah
menuju Pabrik Kertas Papyrus. Saya baru tahu bahwa ini adalah kertas yang
sangat kuno, jauh sebelum bangsa Cina menemukan kertas yang sekarang kita
gunakan. Ada penjelasan detail, juga dengan contoh-contohnya. Petugas yang
menjelaskan sangat fasih berbahasa Indonesia. Ternyata dia dulu kuliah di Universitas
Muhammadiyah Malang. Istrinya adalah orang Malang juga.
Selanjutnya kami makan
siang di Restoran China. Sama seperti sehari sebelumnya, makanannya cukup
lezat. Dan, kami tidak mampu menghabiskannya.
Selanjutnya kami shalat
duhur di Masjid Unsiversitas Al-Azhar. Ini kampus tertua di dunia Islam. Kampus
besar yang melahirkan ilmuwan dan ulama dari berbagai penjuru dunia. Beruntung
saya sempat shalat, berdiskusi, dan mengambil gambar di kampus ini.
Usai shalat kami menuju
pasar yang ikonik di Mesir, yaitu Kon Kholili. Pasar ini sangat luas. Seperti
pasar-pasar tradisional yang ada di Indonesia, kobdisinya kurang rapi tetapi
asyik. Luasnya tidak terhitung. Sangat luas.
Sebelum masuk ke lokasi
pasar, kami ziarah ke Masjid Sayyidil Husain. Konon di dalam masjid ini ada
makam kepala Sayyid Hussein. Ziarah singkat dengan jamaah yang cukup padat.
Beberapa orang Syi’ah berdoa secara ekspresif.
Kami kemudian masuk
pasar dengan ditemani beberapa mahasiswa Universitas Al-Azhar yang dulunya
mondok di Denanayar. Ada Alaika Salam, Izza, Rara, dan satu lagi lupa Namanya.
Perburuan oleh-oleh para Ibu sungguh heroic.
Kami melanjutkan
perjalanan menuju Sungai Nil. Kali ini kami makan malam dengan aneka hiburan
musik khas Mesir. Ada waktu dua jam yang disediakan.
Malam semakin larut.
Kami kemudian Kembali ke hotel untuk melanjutkan istirahat.
Kairo, 19 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.