Ngainun Naim
Jarum jam menunjukkan
angka 09.50 ketika Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7557
meninggalkan Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pada Hari Jumat, 13 September
2024. Cuaca sangat cerah. Saya segera terlelap karena aktivitas yang lumayan
padat di Jakarta sehingga hanya sempat tidur sekitar 3 jam.
Saya terbangun ketika
pramugari membagikan roti dan aqua. Saya lihat baru pukul 10.20. Meskipun tidur
sesaat rasanya cukup lumayan menyegarkan fisik.
Roti saya masukkan ke
tas kecil karena baru saja sarapan sebelum berangkat ke bandara. Saya berusaha
tidur lagi namun gagal. Mata hanya terpejam tetapi pikiran hidup ke mana-mana.
Pukul 10.40 pilot
mengumumkan bahwa beberapa saat lagi pesawat akan mendarat di Bandara Achmad
Yani Semarang. Perlahan pesawat mulai bergerak menurun. Saya yang duduk di
kursi 21 B tidak bisa melihat dengan bebas pemandangan di luar. Namun dari
pandangan sekilas saya lihat lautan dan perbukitan. Makin lama makin terlihat
daratan. Dalam pikiran saya, ini Kota Semarang.
Tidak seberapa lama
pilot mengumumkan cleared to land. Roda pesawat terdengar sudah dibuka.
Sesaat kemudian pesawat siap mendarat. Namun entah mengapa tetiba pesawat
seperti dihantam angin sangat kencang dan tidak jadi mendarat.
Pesawat kembali
terbang ke atas. Hati mulai bertanya, namun tetap berdoa semoga tidak ada
apa-apa. Cuaca terlihat sangat cerah.
Pesawat berputar
sekitar 15 menit dan mencoba kembali mendarat. Namun kejadian serupa kembali
terulang. Hati menjadi berdebar-debar.
Tetiba pilot
mengumumkan bahwa telah melakukan upaya mendarat namun angin sangat kencang
sehingga tidak mungkin untuk melakukan pendaratan. Akan dicoba sekali lagi
untuk melakukan pendaratan. Jika tetap gagal, pendaratan akan dilaksanakan di
Bandara Adi Soemarno Solo.
Saya berdoa semoga
pendaratan lancar. Saya memiliki agenda setelah shalat jumat. Jika terpaksa
mendarat di Solo, masih mungkin juga mengejar acara dari Solo ke Semarang.
Tentu harapannya tetap mendarat dengan aman di Semarang.
Alhamdulillah, upaya
ketiga berhasil. Pesawat mendarat dengan lancar. Jika melihat cuaca
sesungguhnya sangat cerah. Namun manusia tidak akan mampu melawan kekuatan
Allah. Pada situasi semacam itu, berdoa menjadi hal terbaik yang bisa
dilakukan. Selebihnya pasrah.
Trenggalek, 14 September 2024
Alhamdulillah...Allah akhirnya ijinkan mendarat, selalu ada hikmah dibalik semua kejadian
BalasHapusAmin. Betul. Terima kasih.
Hapus