Jumat, 02 April 2021

 

Ngainun Naim


 


Judul Buku: Berburu Ilmu di Negeri Panda yang Lucu

Penulis: Wijaya Kusumah

Penerbit: Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan Jakarta

Edisi: Januari 2021

Tebal: xxxviii+150 halaman

 

Sebuah perjalanan bisa penuh makna, bisa juga biasa saja. Menulis setiap jejak perjalanan merupakan ikhtiar untuk mengikat makna. Lewat tulisan hal-hal penting lebih awet dan mengesankan.

Wijaya Kusumah, seorang guru blogger terkenal, menuliskan kisah perjalanannya ke Cina selama 22 hari. Kisah unik dan lengkap dengan pernak-perniknya. Omjay—sapaan akrab Wijaya Kusumah—menulis secara ringan dan mengalir.

Kita bisa belajar banyak dari pengalaman Omjay di buku ini. Beberapa pelajaran penting bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi adalah: pertama, disiplin. Negara maju mana pun ditandai dengan disiplin warganya. Disiplin adalah kunci sukses hidup. China menjadi maju juga karena disiplin yang telah mendarahdaging pada perilaku masyarakatnya.

Kedua, tradisi jalan kaki. Ini merupakan hal unik dan belum menjadi tradisi di Indonesia. Omjay berkisah bagaimana mereka sehari-hari harus jalan kaki pulang pergi dari asrama ke kampus China University of Mining Technology (CUMT). Padahal jaraknya lumayan. Rupanya jalan kaki menjadi aktivitas yang sudah mentradisi di China.

Ketiga, kreatif. Ya, China adalah negara yang kreatif. Jangan berharap bisa menggunakan Google, WA, FB, dan berbagai media berbasis internet. China sangat ketat dalam persoalan semacam ini. Namun bukan berarti sekadar melarang melainkan mereka mengembangkannya sendiri.

Keempat, setiap jejak kehidupan adalah dokumen yang sangat bermakna. Manusia memiliki ingatan yang terbatas. Catatan membuat ingatan memiliki masa yang lebih panjang. Omjay menjadi teladan dalam menulis catatan harian. Setiap hari ia menulis tanpa henti. Kredonya, “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”.

Buku ini adalah bukti konsistensi Omjay dalam menulis. Saya menikmati buku kesekian kali karya Omjay. Sebagai catatan, jika terbit lagi, buku ini perlu diedit lagi untuk meminimalisir salah ketik. Salam.

 

Trenggalek, 2 April 2021

 

24 komentar:

  1. Betul sekali Pa. Kisah perjalanan hidup yg terekam dalam buku bisa dijadikan warisan untuk anak cucu kit nanti.salam literasi, salam kenal

    BalasHapus
  2. Luar biasa Om Jay dan Dr. Ngainun Naim Selakau memberi teladan. Menulis Setipa hari buktikan apa yg terjadi. Maka Buku-buku akan terus terbit menginspirasi. Terima kasih

    BalasHapus
  3. Tops prof naim, mnulis mengabadikn kisah

    BalasHapus
  4. Mantabs suratabs. Tinjauan yg cakep

    BalasHapus
  5. Perjalanan tambah seru jika selalu ditulis pengalamannya. Senang yg bisa ikut mendengarkan ceritanya. Terima kasih Pak Ngainun.

    BalasHapus
  6. Pak Dr, yang memberikan ulasan atau komentar tentang buku Om Jay, juga mengalir, enak dibaca. Dr juga panutan saya dalam menulis.

    BalasHapus
  7. Ketika menyebut china, terbayanng legenda Tsun Zu

    BalasHapus
  8. Ulasannya mantab, mengalir tidak menjemukan...salam literasi pak Dr....

    BalasHapus
  9. Dengan cuma diingat maka akan berguna untuk diri sendiri, tapi dengan ditulis akan bermanfaat untuk orang lain atau paling tidak untuk melawan lupa untuk diri sendiri.

    BalasHapus
  10. Omjay memang hebat, dengan menulis bisa pergi keluar negeri

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.