Ngainun Naim
Judul Buku: Berburu Ilmu di Negeri Panda yang Lucu
Penulis: Wijaya Kusumah
Penerbit: Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan Jakarta
Edisi: Januari 2021
Tebal: xxxviii+150 halaman
Sebuah perjalanan bisa penuh makna, bisa juga biasa saja. Menulis setiap jejak perjalanan merupakan ikhtiar untuk mengikat makna. Lewat tulisan hal-hal penting lebih awet dan mengesankan.
Wijaya Kusumah, seorang guru blogger terkenal, menuliskan kisah perjalanannya ke Cina selama 22 hari. Kisah unik dan lengkap dengan pernak-perniknya. Omjay—sapaan akrab Wijaya Kusumah—menulis secara ringan dan mengalir.
Kita bisa belajar banyak dari pengalaman Omjay di buku ini. Beberapa pelajaran penting bisa kita jadikan sebagai sumber inspirasi adalah: pertama, disiplin. Negara maju mana pun ditandai dengan disiplin warganya. Disiplin adalah kunci sukses hidup. China menjadi maju juga karena disiplin yang telah mendarahdaging pada perilaku masyarakatnya.
Kedua, tradisi jalan kaki. Ini merupakan hal unik dan belum menjadi tradisi di Indonesia. Omjay berkisah bagaimana mereka sehari-hari harus jalan kaki pulang pergi dari asrama ke kampus China University of Mining Technology (CUMT). Padahal jaraknya lumayan. Rupanya jalan kaki menjadi aktivitas yang sudah mentradisi di China.
Ketiga, kreatif. Ya, China adalah negara yang kreatif. Jangan berharap bisa menggunakan Google, WA, FB, dan berbagai media berbasis internet. China sangat ketat dalam persoalan semacam ini. Namun bukan berarti sekadar melarang melainkan mereka mengembangkannya sendiri.
Keempat, setiap jejak kehidupan adalah dokumen yang sangat bermakna. Manusia memiliki ingatan yang terbatas. Catatan membuat ingatan memiliki masa yang lebih panjang. Omjay menjadi teladan dalam menulis catatan harian. Setiap hari ia menulis tanpa henti. Kredonya, “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”.
Buku ini adalah bukti konsistensi Omjay dalam menulis. Saya menikmati buku kesekian kali karya Omjay. Sebagai catatan, jika terbit lagi, buku ini perlu diedit lagi untuk meminimalisir salah ketik. Salam.
Trenggalek, 2 April 2021
Betul sekali Pa. Kisah perjalanan hidup yg terekam dalam buku bisa dijadikan warisan untuk anak cucu kit nanti.salam literasi, salam kenal
BalasHapusSalam literasi. Salam kenal.
HapusLuar biasa Om Jay dan Dr. Ngainun Naim Selakau memberi teladan. Menulis Setipa hari buktikan apa yg terjadi. Maka Buku-buku akan terus terbit menginspirasi. Terima kasih
BalasHapusSama-sama Pak Haji
HapusTops prof naim, mnulis mengabadikn kisah
BalasHapusBetul Ustadz
HapusMantabs suratabs. Tinjauan yg cakep
BalasHapusTerima kasih Pak Emcho
HapusSiap direvisi bukunya
BalasHapusMantap Omjay
HapusResensinya mantap 👍🏻
BalasHapusTerima kasih Mbak
HapusPerjalanan tambah seru jika selalu ditulis pengalamannya. Senang yg bisa ikut mendengarkan ceritanya. Terima kasih Pak Ngainun.
BalasHapusSama-sama Bu
HapusPak Dr, yang memberikan ulasan atau komentar tentang buku Om Jay, juga mengalir, enak dibaca. Dr juga panutan saya dalam menulis.
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusKetika menyebut china, terbayanng legenda Tsun Zu
BalasHapusMemang itu salah satu yang terkenal
HapusUlasannya mantab, mengalir tidak menjemukan...salam literasi pak Dr....
BalasHapusPengalaman yang hebat
BalasHapusDengan cuma diingat maka akan berguna untuk diri sendiri, tapi dengan ditulis akan bermanfaat untuk orang lain atau paling tidak untuk melawan lupa untuk diri sendiri.
BalasHapusBetul Bu
HapusOmjay memang hebat, dengan menulis bisa pergi keluar negeri
BalasHapusBetul Pak KS
Hapus