Rabu, 31 Maret 2021

Perkuliahan di Era Pandemi

 

Ngainun Naim

 


Pandemi Covid-19 benar-benar meluluhlantakkan berbagai kemapanan. Sejak Maret 2020 kita hidup dalam suasana mencekam. Takut, kuatir, dan penuh ketidakpastian. Semuanya mengalami perubahan. Sebuah perubahan yang terjadi tidak lagi bersifat evolusioner, tetapi revolusioner. Mungkin ada yang kurang setuju dengan pendapat ini, tetapi substansinya jelas, yakni perubahan yang sangat luar biasa. Banyak orang yang merasa terkejut dan terkaget-kaget. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dan tidak siap untuk menghadapinya. Semuanya terjadi begitu cepat dan tidak diperkirakan.

Respon yang umumnya diberikan berkaitan dengan adanya Covid-19 bisa dipetakan menjadi beberapa bentuk, yaitu reaktif, pasif, kreatif, dan antisipatif. Respon reaktif adalah sikap dan tindakan mendadak yang acapkali tidak berdasarkan pada pertimbangan matang-komprehensif. Sifatnya tentatif dan sesaat. Respon pasif merupakan sikap tanpa tindakan dengan menunggu perkembangan yang ada. Menunggu dan terus menunggu. Respon kreatif merupakan upaya serius, sistematis, dan terstruktur untuk selalu eksis di tengah situasi yang berubah sedemikian cepat. Sedangkan respon antisipatif adalah upaya yang bersifat masa depan untuk mencegah hal yang sama terjadi.

Pilihan sikap—apa pun bentuk pilihannya—tidak terbentuk begitu saja. Ia terkait dengan banyak aspek yang saling berkait-kelindan antara satu dengan yang lainnya. Kanekaragaman aspek inilah yang menjadikan keputusan yang diambil berbeda antara satu institusi dengan institusi yang lainnya.

Dunia pendidikan—termasuk perguruan tinggi—merasakan betul efek pandemi ini. Hal utama yang dirasakan adalah proses perkuliahan. Kuliah tatap muka tidak diadakan dan diganti dengan kuliah daring. Ruang-ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan menjadi sunyi. Ruh perguruan tinggi sesungguhnya ada di aspek perkuliahan ini. Ketika perkuliahan kurang lancar maka dampaknya sangat luas, termasuk berdampak terhadap mutu pendidikan tinggi kita.

27 komentar:

  1. Ruh pendidikan pada umumnya masih melayang mencari cari bentuk saat Pandemi melanda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul dan ini yang memerlukan keteguhan sikap dalam mencari solusi

      Hapus
  2. luar biasa, itulah mengapa kita harus mampu beradaptasi

    BalasHapus
  3. Ketika kita prihatin dan mencari solusi aneka rupa, sebagian besar anak muda (siswa dan mahasiswa) malah menikmati dengan bersenang-senang. Sedih....

    BalasHapus
  4. Saya sangat diuntungkan dengan pandemi, karena dapat kuliah dan tidak mengganggu kerja hehehe. Akan tetapi anak² kasihan mereka rindu bertemu teman² tiap hari bangun tidur- tugas sekolah - sampai tidur lagi always gadget. What's generation.... always gadget for komunication each other. Hemmm

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya Rofiq, santri iain MPI

      Hapus
    2. Terima kasih Pak Rofik berkenan membaca dan berkomentar

      Hapus
  5. Akhirnya sikap siswa kita adalah respon pasif padahal gurunya sudah berusaha sekreatif dan semenarik mungkin dalam kegiatan PJJ. Semoga pandemi cepat berlalu dan saya merasakan ruh dari kegiatan belajar mengajar.

    BalasHapus
  6. Pandemi Covid-19 telah memporakporandakan segala tatanan kehidupan. Dunia pendidikan salah satu yang terkena dampak paling parah. Pembelajaran daring yang terkesan dipaksakan belum bisa memberikan hasil seperti yang diharapkan. Intinya kita harus tetap berikhtiar untuk mencari pola baru yang lebih bisa dipertanggungjawabkan. Semoga pandemi segera berlalu... Allaahu akbar!

    BalasHapus
  7. Suatu pengharapan dan doa, kapankah kondisi ini akan normal kembali?

    BalasHapus
  8. Betul covid 19 telah merubah wajah pendidikan di Indonesia tapi yang paling parah menurut saya Sekolah Dasar bukan perguruan tinggi

    BalasHapus
  9. Fasilitas kampus menjadi tidak maksimal karena kuliah daring... Semoga bisa masuk kuliah dengan tatap muka agar para mahasiswa semakin aktif.

    BalasHapus
  10. Betul, demikian juga dengan sekolah, sepi, bahkan ada guru yang belum kenali muridnya

    BalasHapus
  11. Semoga pandemi segera berlalu, pembelajaran PTM segera dimulai dan segera bangkit dari "keterpurukan pembelajaran ".

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.