Mencari Keringat, Ikhtiar Sehat, dan Mensyukuri Nikmat (2)

 

Ngainun Naim

 

Usai shalat subuh saya berusaha membaca Al-Qur’an. Minimal satu lembar. Jika kondisi memungkinkan ya bisa lebih banyak lagi. Pokoknya saya berusaha menjalani hari yang tidak kosong dari membaca Al-Qur’an. Memang bukan hal mudah tetapi bisa diupayakan.

Usai membaca Al-Qur’an saya segera berganti kostum olahraga. Saya segera keluar rumah. Olahraga yang paling sering saya lakukan adalah jalan kaki. Saya berusaha jalan kaki minimal 2000 langkah. Sering juga lebih. Jarang kurang walaupun pernah.

Mengapa jalan kaki? Itu olahraga favorit saya. Mau sepakbola, tidak ada klub yang mau menerima saya. Mau tinju? Saya anti-kekerasan. Futsal? Saya sadar usia. Catur? Saya malu sama Irene dan Dewa Kipas. Naik sepeda? Kadang-kadang juga melakukan.

Saya terbiasa menyusuri jalanan, mengambil foto pemandangan, dan menikmati sepanjang perjalanan. Sungguh ini merupakan anugerah hidup yang harus saya syukuri. Menyusuri jalanan di pagi hari merupakan usaha yang penting dilakukan agar bisa berkeringat.

Kerja saya banyak duduk. Pandemi semakin menambah jam duduk saya. Jika dulu mengajar dari kelas ke kelas, kini duduk melulu. Ini tentu kurang sehat. Harus diimbangi dengan olahraga. Pilihannya ya jalan pagi. Mencari keringat dan mensyukuri nikmat.

 

Tulungagung, 25-3-2021