Selasa, 09 Maret 2021

Karakter di Era Pembelajaran Daring

 Ngainun Naim

Pandemi Covid-19 merupakan realitas yang tidak perlu disesali. Ia telah ada, hadir, dan menjadi bagian yang tidak terpisah dalam kehidupan sehari-hari. Aspek yang lebih penting saya kira adalah membaca realitas secara jernih, melakukan analisis secara kritis, dan mencari solusi atas setiap persoalan yang kita hadapi.

Perubahan merupakan salah aspek besar yang mengiringi hadirnya pandemi. Nyaris tidak ada bidang kehidupan yang tidak mengalami perubahan. Kehidupan keagamaan, misalnya, yang terbiasa dengan jamaah harus mengalami transformasi. Shalat jumat selama beberapa bulan bahkan harus ditiadakan karena kuatir dengan penularan saat masyarakat.

Bidang kehidupan yang lain demikian juga. Bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, dan bahkan pendidikan. Kegelisahan, kegamangan, dan hal-hal lainnya mengiringi perubahan yang terjadi. 

 Salah satu persoalan yang kini muncul adalah kaitannya dengan karakter anak. Pendidikan yang berlangsung secara online membuat ikhtiar penanaman karakter menjadi melemah. Lewat pendidikan luring saja penanaman karakter itu sulit apalagi lewat online. Wajar jika kini muncul keresahan terkait semakin menurunnya karakter siswa dari waktu ke waktu. Berbagai upaya telah dilakukan namun sejauh ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Karena itu, pemikiran tentang strategi membentuk siswa berkarakter di tengah pandemi ini penting untuk dilakukan.

Karakter yang telah terbentuk pada diri seorang siswa seyogyanya dijaga dan dikembangkan ke arah yang selalu berada dalam bingkai positif. Godaan sangat mungkin membelokkan arah karakter yang tertanam lama. Jika ini yang terjadi, seseorang akan cepat merubah jalan dan orientasi hidupnya menuju ke arah kebaikan.

Orang yang bergeser jalan dan orientasi hidupnya sangat banyak. Dalam masyarakat ada ungkapan, ”Lebih baik bekas penjahat daripada bekas kiai”.  Ungkapan ini kelihatannya sederhana dan terkesan guyonan, tetapi sesungguhnya mengandung filosofi yang cukup mendalam. Kata ”bekas penjahat” sebenarnya merupakan bentuk kilas balik kehidupan seseorang dari perilaku yang jahat menjadi perilaku yang baik. Sementara ”bekas kiai” maknanya adalah berubahnya orientasi dan kiblat seseorang dari kebaikan menjadi kejahatan.

Sebuah ungkapan tidak lahir dari ruang kosong. Ia muncul sebagai refleksi dari kehidupan yang sesungguhnya. Demikian juga dengan ungkapan di atas. Perubahan orientasi hidup, dari baik menjadi jahat atau dari jahat menjadi baik, bukan mustahil untuk terjadi. Orang jahat menjadi baik tentu menjadi harapan semua orang. Tetapi orang baik yang menjadi jahat adalah fenomena yang seyogyanya dihindari. Dalam kerangka inilah, peran berbagai pihak sangat diharapkan.

Orang yang menjadi jahat sesungguhnya membangun ’jalan gelap’ dalam kehidupannya sendiri. ’Jalan gelap’ tersebut tidak hanya bermakna masuk dalam kultur kejahatan, tetapi juga menutup pintu bagi kesuksesan dalam hidup. Mungkin saja dalam kultur kejahatan tersebut ia sukses, tetapi suksesnya diperoleh dengan jalan yang bertentangan dengan moralitas dan aturan legal-formal. Dan itu berarti kesuksesannya hanyalah sementara. Sewaktu-waktu kesuksesannya akan lenyap seiring perjalan waktu.

10 komentar:

  1. Semua pasti akan berubah. Karena perubahan sebuah keniscayaan

    BalasHapus
  2. Semua akan berubah kecuali perubahan itu sendiri..

    BalasHapus
  3. Strategi pendidikan karakter di masa pandemi adalah melalui keluarga. Dimana saat ini anak banyak menghabiskan waktu di rumah. Tinggal bagaimana komunikasi antara lembaga dan orang tua. Dan orang tua sebagai tauladan sekaligus pendidik bagi anaknya. Inilah bentuk perubahan yaitu pengembangan pendidikan karakter terjadi di lingkup keluarga. Tidak lagi lembaga dan keluaraga🙏

    BalasHapus
  4. Setuju mas Doktor, smoga kita semua diberi hidayah untuk selalu berjalan diatas "jalan yang terang" jalan yang benar

    BalasHapus
  5. Ingin sangat mengundang mas ngainun sebagai pembicara dalam webinar literasi.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.