Senin, 22 Maret 2021

Bapak dan Inspirasi Pendidikan

 

Ngainun Naim

Bapak (Almarhum) dan Ibu
 

Nama lengkapnya Dr. Baderun, M.Pd. Beliau merupakan seorang dosen di STIT Al-Muslihun Blitar. Peraih gelar doktor dari Universitas Merdeka Malang ini pernah bercerita bahwa capaian beliau sekarang ini tidak bisa dilepaskan dari kiprah Bapak.

Pak Baderun asli Sambidoplang. Beliau putra Mbah Misbah. Rumahnya persis timur rumah Mbah Kaji Kemi.

Dulu, saat masih kecil, saya sering melihat Pak Baderun berkunjung ke rumah. Nyaris setiap pulang ke Sambidoplang beliau selalu mengunjungi Bapak. Saya tidak tahu persis apa yang beliau bicarakan. Maklum, masih anak kecil.

Seiring perjalanan waktu, entah dalam momentum apa, Bapak secara tidak sengaja berkisah tentang Pak Baderun. Beliau berkisah bahwa semua anak Pak Misbah tidak ada yang mengenyam pendidikan secara memadai. Begitu juga dengan Pak Baderun. Namun Bapak berharap agar Pak Baderun sekolah lebih lanjut.

Pak Misbah merasa tidak memiliki kemampuan untuk membiayai studi Pak Baderun. Setelah tamat MAN, Pak Baderun bekerja di rumah membantu Pak Misbah. Pak Baderun membantu mencetak batu bata.

Suatu ketika Bapak menemui Mbah Misbah. Intinya beliau menyayangkan jika Pak Baderun tidak melanjutkan sekolah. Namun biaya lagi-lagi yang menjadi penghalang. Setelah diskusi panjang lebar akhirnya disepakati Pak Baderun melanjutkan studi ke STIT Al-Muslihun yang terletak di Tlogo Kanigoro Blitar.

Pak Baderun menempuh studi dengan penuh perjuangan. Meskipun kampus tempatnya bekerja bukan kampus besar namun Baderun muda berusaha keras agar studinya selesai dengan baik. Perjuangannya berbuah manis. Beliau lulus S-1.

Tahun 1999 saya ada acara di STIT Al-Muslihun. Tentu saya menemui beliau. Kami terlibat dalam perbincangan tentang banyak hal. Saat itu Pak Baderun sudah menjadi tenaga administratif di STIT Al Muslihun. Tentu merupakan kebanggaan tersendiri di mana Pak Baderun kini telah mencapai sebuah posisi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Seiring waktu Pak Baderun kemudian melanjutkan S-2 di Universitas Kanjuruhan Malang. Tidak puas dengan jenjang S-2, Pak Baderun melanjutkan S-3 di Universitas Merdeka Malang. Kini nama lengkap beliau Dr. Baderun, M.Pd. Sebuah nama dan gelar yang cukup keren.

Tahun 2019, usai ziarah kubur, Bapak mengajak ke rumah Pak Baderun di Blitar. Kami pun meluncur ke sana. Sesampai di sana Pak Baderun sangat terkejut. Itu merupakan pertama kalinya Bapak mengunjungi rumah Pak Baderun. Saya lihat Pak Baderun mencium tangan Bapak dengan kusyuk lalu mempersilahkan kami masuk.

Kami pun berbincang banyak hal. Salah satunya adalah kisah bagaimana Pak Baderun yang sudah setahun tamat Aliyah dan bekerja membuat batu bata akhirnya melanjutkan studi. Kisahnya panjang dan penuh perjuangan. Kini Pak Baderun merasakan buah pilihannya. Ya, pendidikan telah memberinya jalan hidup yang jauh lebih baik. Secara ekonomi Pak Baderun sekarang sudah cukup mapan.

Pak Baderun berkisah bahwa seandainya dulu Bapak tidak menemui Mbah Misbah untuk mendiskusikan masa depan Pak Baderun, mungkin jalan hidupnya berbeda. Dunia pendidikan telah memberinya kehidupan yang lebih layak dibandingkan dengan para saudaranya. Sekali lagi Pak Baderun mengucapkan terima kasih tak terkita kepada Bapak.

Bagi kami anak-anaknya, Bapak memang memiliki obsesi tinggi terkait dunia pendidikan. Saya ingat persis beliau berkali-kali mengatakan bahwa anak-anaknya semua harus merasakan bangku kuliah. Kuliah merupakan modal penting dalam hidup. Dalam rangka mewujudkan mimpinya tersebut, Bapak banting tulang tak terkira.

Saya tidak tahu persis dari mana asal mimpi Bapak. Jika dilihat dari seluruh saudaranya, hanya Bapak yang memiliki mimpi terkait dunia pendidikan. Kecil kemungkinan Bapak mendapatkannya dari bacaan karena Bapak juga tidak terlalu rajin membaca. Kemungkinan besar dari hasil interaksi sosial yang kemudian mengkristal menjadi mimpi bagi anak-anaknya.

Bapak juga menabuhkan inspirasi kepada banyak orang. Pak Baderun hanya salah satunya. Beberapa orang yang lain, langsung atau tida langsung, juga mendapatkan spirit pendidikan dari Bapak. Lewat spirit itulah mereka kemudian menapaki jenjang pendidikan lanjut.

 

Trenggalek, 13-3-2021

12 komentar:

  1. Mengharukan nProf. semoga jasa beliau (alm) mendapat balasan yang layak di sana

    BalasHapus
  2. Tokoh Inspiratif memang sangat perlu diteladani dan dikenang jasanya

    BalasHapus
  3. Semoga bisa saya bisa meneladani Beliau... Untuk kemajuan bersama...

    BalasHapus
  4. Kisah luar biasa Prof...Dan realitasnya buah kelapa jatuh tak jauh dari pohonya, semangat dan penuh perjuangan sekarang diteruskan anak sulungnya dengan menebar virus literasi tiada henti yang penuh inovasi menjadi sejarah yang kekal abadi...

    BalasHapus
  5. Semoga spirit bapak menular ke banyak orang tua lainya

    BalasHapus
  6. Obsesi Bapak njenengan sama dengan Ibu saya Prof

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.