Minggu, 15 November 2020

Hari Ayah dan Kenangan tentang Bapak

 

Ngainun Naim

 


Aku sungguh belum banyak tahu tentang Hari Ayah. Jika Hari Ibu aku sudah banyak mengetahuinya sejak kecil, bahkan sudah Aku hapalkan sejak SD sebagai bagian dari hari-hari besar. Tetapi Hari Ayah, rasanya masih agak bagaimana begitu.

Kamis pagi saat di kantor anak sulungku, Qubba, berkirim WA. Ia mengucapkan selamat Hari Ayah. Aku membalasnya dengan ucapan terima kasih.

Aku pun mencari-cari informasi tentang hari istimewa ini. Aku baru ingat jika tahun lalu Qubba pun juga mengucapkan hal yang sama. Aku menemukan postingan di beranda FB pada tahun lalu tentang Hari Ayah.

Tetiba air mataku mulai meleleh. Beranda FB mengingatkan tentang postingan setahun lalu. Di situ terpampang fotoku bersama Bapak. Orang yang begitu berjasa besar dalam hidupku itu telah berpulang ke hadirat Ilahi pada 11 Mei 2020 lalu.

Sore hari usai jam kantor aku menuju ke rumah orang tua. Setelah menemui Ibu dan bersapa dengan adik-adik, aku segera mengambil air wudhu. Pada Hari Ayah, aku menuju makam Bapak. Kebetulan juga hari kamis. Aku duduk terpekur, berdoa, berharap Bapak mendapatkan tempat yang layak di sisinya.

Pada Hari Ayah, aku ingin mengenang jasa-jasa besar Bapak. Jasa yang tentu tidak akan terlupakan dalam perjalanan hidupku. Aku hari ini adalah hasil didikan keras Bapak di masa lalu.

Bapak mengajarkan banyak hal dalam hidup. Beliau pendiam. Tidak banyak kata-kata yang beliau sampaikan. Pelajaran hidup yang beliau ajarkan kebanyakan bersifat teladan.

Salah satu contohnya adalah ajaran kerja keras. Aku dan adik-adik tahu persis bagaimana Bapak bekerja begitu keras. Pagi hari setelah shalat subuh beliau akan mengambil cangkul lalu bekerja di sekitar rumah. Bapak tidak memiliki sawah atau kebun. Tanah yang dimiliki ya hanya di sekitar rumah. Keterbatasan lahan justru memicu kreativitas Bapak. Beliau mengolah lahan yang terbatas itu untuk menanam aneka macam sayuran. Kacang panjang, terong, bayam, dan aneka sayuran beliau tanam. Beliau bukan sekadar menanam tetapi juga merawat dengan kecintaan mendalam.

Kerja keras Bapak sungguh luar biasa. Hasil kerja beliau berkebun sungguh nyata. Kebutuhan sayur untuk kehidupan sehari-hari cukup terbantu. Beberapa pedagang sayur juga acapkali datang ke rumah untuk membeli sayuran. Semua itu berkat kerja keras dan kreativitas Bapak.

Usai “mengeluarkan keringat” di pagi hari, Bapak segera bersiap ke sekolah. Perjalanan Bapak sebagai seorang guru cukup panjang dan melelahkan. Pertama kali ditugaskan sebagai PNS di sebuah sekolah di Kecamatan Karangrejo. Jarak dari rumah sekitar 25 KM. Sebuah jarak yang tidak pendek. Beliau menempuhnya dengan sepeda onthel.

Ibu pernah bercerita tentang bagaimana kisah perjuangan Bapak yang sungguh luar biasa. Pada masa awal penugasan, sepeda onthel pun tidak punya. Tidak ada jalan lain selain harus meminjam. Sungguh sulit membayangkan kondisi saat itu. Seiring waktu sepeda mampu dibeli. Tentu setelah melalui perjuangan yang tidak ringan. Maklum, di tahun 1970-an, sepeda adalah moda transportasi utama. Sepeda motor hanya monopoli orang-orang kaya, apalagi mobil. Satu desa pun belum tentu ada yang memiliki mobil.

Bertahun-tahun Bapak naik sepeda ke sekolah tempat beliau mengajar. Jika dihitung berarti setiap hari beliau menempuh jarak sekitar 50 KM. Sebuah jarak yang cukup lumayan. Karena terlatih mengayuh sepeda puluhan kilometer, hingga usia senja beliau masih terbiasa naik sepeda. Sebulan sebelum beliau sakit sampai ajal menjemput, beliau masih biasa naik sepeda sejauh 10 KM.

Siang hari usai pulang mengajar beliau istirahat sejenak setelah itu kembali bekerja. Saat masih duduk di bangku SD dan MTs, Aku merasakan betul ajaran kerja keras Bapak. Aku acapkali diperintahkan untuk mengairi tanaman yang ada. Setiap sore aku melaksanakan tugas ini di tengah terik matahari. Kadang aku membayangkan enaknya jadi anak orang kaya. Bayangan yang kukira wajar pada seorang anak. Meskipun kemudian aku sadar bahwa itu hanya bayangan.

Kini Bapak telah berpulang. Ajaran kerja keras beliau telah memberiku inspirasi tak bertepi. Aku menempuh jalan berbeda dengan Bapak tetapi dalam spirit yang beliau ajarkan. Teruntuk Bapak, Al-Fatihah.

 

Trenggalek, 14-11-2020

16 komentar:

  1. Sungguh terharu, ternyata orang hebat lahir dari didikan orang hebat juga.

    BalasHapus
  2. Ajaran kerja keraslah yg melahirkan orang hebat. Lahu Al Fatihah

    BalasHapus
  3. Ikut terharu membacanya. Semoga semua amalnya berbalas pahala besar dari Allah...

    BalasHapus
  4. Sebuah keberuntungan mempunyai bapak yg inspiratif.

    BalasHapus
  5. Masya Alloh bapak pekerja keras yg menjadi telauadan anak2nya. Pak Ustadz mengingatkan bapak sy sgt pekerja keras berangkat pagi pulang sore senjata angkul dan sabit kerja di sawah orang. Tdk punya sawah hidupa 5 anak smg Alloh mengpuni dosa2 bapak ibu kita dan ditempatkan Jannah

    BalasHapus
  6. P.Prof sangat beruntung, selama ini ini didampingi sosok bapak yang luar biasa hingga dewasa,,Allahumaghfirlahu,warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.

    BalasHapus
  7. Sungguh hebat bapak anda prof...mendidik anak dg keteladanan yg luar biasa,bekerja keras,disiplin,dan pantang menyerah serta sabar.dan doaku smg bapak disana tenang,dan diampuni dosanya,serta diterima amal kebaikannya.lahul fatihah....

    BalasHapus
  8. Sungguh beliau memang hebat, Beliau adalah guru saya di waktu saya masih duduk di madrasah ibtidaiyah, betul memang beliau tidak banyak berkata2, tapi beliau mengajarkan dengan perbuatan atau contoh. Teringat dulu, bagaimana saya dan teman teman diajarkan menanam bunga, dan menatanya sebuah taman, Semoga beliau mendapat SurgaNya, Al Fatihah,

    BalasHapus
  9. sangat terharu sekali begitu banyak perjuangan dan pengorbanan dari sang bapak untuk semua anak nya...smg senantiasa beliau tenang di alam sana...amin ya Allah

    BalasHapus
  10. Sedih membacanya, pak. Ayah terbaik. Semoga beliau ditempatkan di surga-Nya. Aamiin.

    BalasHapus
  11. kenangan mendalam dengan seorang Ayah. Sungguh beruntung Pak...

    BalasHapus
  12. Semoga Bapak diampuni dosanya diterima amalnya dan ditempatkan di surganya, al fatihah

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.