Jumat, 30 Oktober 2020

Mengeluh dan Bersyukur

Oleh Ngainun Naim


 

 

Pandemi sudah sekian bulan berlalu. Belum ada tanda-tanda konkrit kapan pandemic akan usai. Sekolah belum juga bisa masuk secara normal. Begitu juga dengan kehidupan masyarakat lainnya.

Secara umum ada kecenderungan orang mulai terbiasa dengan kehidupan baru. Tidak ada lagi ketakutan berlebihan sebagaimana awal-awal pandemic dating. Corona memang harus diwaspadai tetapi tidak perlu berlebihan.

Dampak corona sungguh sangat nyata. Wajar jika banyak orang yang mengeluh. Keluhan demi keluhan disampaikan oleh (hampir) setiap orang yang saya temui. Status di berbagai jejaring sosial juga menyuarakan hal yang sama. Rasanya semuanya merasakan dampaknya.

Saya juga melakukan hal yang sama. Namanya juga manusia. Selalu saja ada yang kurang memuaskan hasratnya.

Apakah jika corona usai tidak ada lagi orang yang mengeluh? Tetap saja ada. Mengeluh adalah karakter manusia. Saya dan banyak orang mengeluh. Saya kira wajar. Siapa juga yang bisa menikmati pandemic  yang kurang nyaman semacam ini?

Memang tidak mudah menghadapi kondisi yang semacam ini. Saya sesungguhnya paham agar kita tidak mengeluh karena mengeluh juga tidak memberikan kontribusi positif. Mengeluh tidak akan merubah keadaan. Alih-alih justru akan membuat suasana semakin tidak nyaman. Namun demikian, saya juga menyadari bahwa tidak mudah juga untuk tidak mengeluh.

Terus bagaimana? Saya mengajak diri saya sendiri untuk optimis dan meminimalisir mengeluh. Bersyukur atas anugerah yang kita terima adalah cara yang cukup produktif untuk terus kita tumbuhkembangkan. Lewat cara demikian kehidupan ini akan terasa begitu indah.

4 komentar:

  1. Betul pak. Mengeluh bukan solusi dalam menyelesaikan masalah. Bersyukur akan lebih baik, karena segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya. Thanks, pak.

    BalasHapus
  2. Betul sekali pak semoga kita semua termasuk tipe orang orang yg banyak bersyukur

    BalasHapus
  3. Selalu optimis memandang kehidupan baik masa kini maupun masa depan, menarik Pak Doktor, terima kasih

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.