Minggu, 16 Agustus 2020

Passion

Ngainun Naim

 

Kata passion sekarang ini begitu sering disebut. Saya cek di Kamus Bahasa Inggris arti kata ini: nafsu, keinginan besar, kegemaran. Jadi secara sederhana bisa dimaknai passion itu sebuah kegemaran, hobi, kesukaan.

Passion pada suatu bidang ditandai oleh rasa suka secara mendalam. Rasa ini menjadikan seseorang melakukan aktivitas dengan penuh kegembiraan. Tidak ada tekanan atau keterpaksaan. Orientasi material atau orientasi lainnya terkalahkan oleh orientasi kebahagiaan.

Passion setiap orang sifatnya unik. Meskipun ada aspek yang sama dengan orang lain, namun pada aspek tertentu jelas ada pembedanya. Justru karena itulah passion menjadi penanda eksistensial yang sangat menarik pada diri seseorang.

Saya dan pembaca sekalian pasti sering menemukan tentang orang dengan passion tertentu. Tidak terlalu sulit menemukannya. Mereka ada di sekitar kita, dekat dengan kita, dan sangat mungkin menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita sendiri pasti memiliki passion juga.

Saya memiliki tetangga yang passionnya tinggi pada pengajian. Beliau seorang ibu rumah tangga. Setiap ada informasi tentang pengajian, sepanjang bisa didatangi, beliau pasti datang. Bagi beliau, hadir di pengajian memiliki makna yang sungguh luar biasa.

Pengajian tidak harus memberikan pemahaman kepada jamaah yang mendengarkan. Setidaknya itu kesimpulan saya setelah beberapa kali berbincang dengan beliau. Bagi beliau, hadir di pengajian adalah bagian dari ibadah. Datang, mendengarkan ceramah, berdoa dan berdzikir di majelis pengajian adalah ritual sarat makna yang dijalani sepenuh jiwa.

Agama, bagi beliau, untuk dijalani dan dihayati, bukan untuk dijadikan bahan debat sebagaimana kaum intelektual yang riuh di jejaring sosial. Paham dengan materi yang disampaikan kiai bukan bagian utama dari hadir di pengajian. Justru karena itulah orang-orang selalu hadir di pengajian.

Bidang-bidang kehidupan lainnya juga sarat dengan orang-orang yang memiliki passion tinggi. Mereka begitu menikmati pekerjaannya. Bahkan sangat mungkin pekerjaan itu bukan dianggap sebagai kerja tetapi sebagai kesenangan.

Thomas Alva Edison dikenal sebagai ilmuwan sukses. Kesuksesannya ditopang oleh kerja keras yang luar biasa. Konon ia bekerja antara 16-18 jam setiap harinya. Sebuah jam kerja yang jauh melampaui umumnya orang bekerja. Ketika hal itu ditanyakan pada Edison, ia menjawab bahwa ia tidak bekerja dengan durasi waktu sepanjang itu. Apa yang dilakukannya hanyalah bermain-main. Karenanya ia sangat menikmatinya.

Pembaca sekalian, apa passion Anda? Menemukan passion lalu memberdayakan secara maksimal menjadi kunci penting untuk meraih sukses dalam hidup.


29 komentar:

  1. Menginspirasi. Saya masih muhasabah untuk mencari passion saya.

    BalasHapus
  2. Karena dengan semua terasa lebih ringan

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Saya kira bisa Bu jika lama tidak dirawat dan dikembangkan

      Hapus
  4. Terimakasih pak... Sangat bermanfaat...🙏🙏🙏

    BalasHapus
  5. syukron Gus....nutrisi bagi semangatku yg kadang luntur

    BalasHapus
  6. Gembira dan bahagia melakukan sesuatu karena passion. Inspiratif prof.

    BalasHapus
  7. Ini penting bagi saya, passion atau renjana. Saya cari passion saya yg kuat. Karena yg saya rasa sebagai renjana ternyata mudah goyah olek kritik, cemooh bahkan hanya kalah oleh malas. Saya ingin dapat antusias seperti mas Edi, pendiri GE.

    BalasHapus
  8. Mantab.
    Alangkah indahnya jika setiap orang menghargai kesukaan tiap insan yg berbeda2.

    BalasHapus
  9. Apakah menulis juga termasuk passion pak?
    Lalu bagaimana jika ada bertanya passion menulismu apa? Apakah ada passion dalam menulis pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, menulis juga bisa menjadi passion. Saat menulis, kita sangat senang mengerjakannya. Tentu, genre yang dipilih harus yang sesuai minat. Di sinilah passion bekerja.

      Hapus
  10. Membaca tulisan bapak jd makin paham arti passion yg semula hanya sering kali mendengar dan membaca tanpa tahu artinya scr jelas.
    Trimakasih

    BalasHapus
  11. passion saya sekolah Bapak, tapi sekarang sudah tua, mungkin menulis, sudah waktunya orang tua menulis.

    BalasHapus
  12. memberi pencerahan untuk semagat dan tahu passion. Terimakasih.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.