Ngainun
Naim
Nama Denys Lombard sudah cukup
lama saya ketahui. Sekadar saya ketahui. Bukan berarti saya pernah bertemu
dengan beliau. Memangnya siapa saya ini?
Suatu ketika, saat masih mahasiswa S-1,
saya membaca Harian Kompas. Isinya tentang
Denys Lombard. Di situ diceritakan bagaimana ilmuwan Prancis itu sangat
mencintai Indonesia. Beliau bekerja dengan totalitas. Pribadinya disiplin dan
menyukai kerja keras.
Setelah membaca Harian Kompas itu, beberapa artikel tentang
sejarawan Prancis itu juga sudah pernah saya baca di media lain. Saya sendiri
lupa media apa. Kesan saya, Lombard adalah seorang ilmuwan berdedikasi. Ia sangat
serius dalam melaksanakan tugasnya. Bukti keseriusannya adalah buku-buku yang
telah ditulisnya.
Saya baru memiliki bukunya pada Maret
2020. Tiga jilid dengan judul besar Nusa
Jawa. Ya, tiga jilid tebal. Jelas sekali buku ini ditulis dengan
kesungguhan.
Saya menjadikan salah satu buku
Lombard sebagai buku yang harus saya baca sampai tamat. Alhamdulillah, buku yang
baru saja saya selesaikan pembacaannya merupakan Seri-1. Seri-1 ini cukup
tebal. Juga sangat kaya data. Saya membaca bagian demi bagian buku ini. Mencermati
bagaimana Lombard menyajikan data demi data. Sungguh kerja yang luar biasa.
Fokus buku ini adalah “Pembaratan”.
Lewat buku ini saya mengetahui banyak aspek dalam budaya Jawa yang tidak saya
ketahui sebelumnya. Sungguh ini merupakan kerja intelektual yang luar biasa.
Bagi saya, buku ini bukan hanya
menyajikan pengetahuan yang sangat mendalam. Jujur, sebagai orang Jawa,
pengetahuan saya tidak ada apa-apanya di banding Lombard. Buku ini setidaknya
menjadi inspirasi bagi saya untuk serius menekuni bidang yang saya tekuni.
Buku dengan ketebalan hampir 400
halaman ini baru tuntas setelah saya baca selama 12 hari. Cukup lama. Bukan
persoalan. Ini hanya soal waktu. Sepanjang terus dibaca, sebuah buku pasti akan
tamat. Kecuali buku itu dibiarkan teronggok di meja.
Dua jilid lainnya sudah menunggu.
Tapi saya belum akan membacanya sekarang. Mungkin di waktu mendatang. Rasanya mblenger juga membaca buku yang
sedemikian serius. Tapi suatu waktu juga harus dibaca. Memangnya buat apa
memiliki buku kalau tidak dibaca?
Trenggalek, 19 Juli 2020
Jadi penasaran tentang isi detailnya. Orang luar mempelajari Jawa, justru orang Jawa mulai meninggalkan budayanya.
BalasHapusBisa beli bukunya secara online
HapusWah tertarik saya pak. Pernah baca tentang Lombard. Sedikit.
BalasHapusBukunya memang sangat menarik
HapusSaya penasaran dengan koleksi Buku Jenengan Ustadz, semoga suatu saat saget sowan. Meskipun terbersit dalam hati hawatir mengganggu kesibukan Jenengan
BalasHapusHanya sedikit kok buku di rumah. Monggo kalau mau ke rumah.
HapusLiar biasa pak
BalasHapusTerima kasih
HapusBukunya tebal, qori'nya jg hrs tebal smngt mmbcanya. Luar biaza.....🅰
BalasHapusHe he he. Terima kasih Ustadz
HapusJadi kepengen baca bukunya
BalasHapusBukunya menarik Om
HapusLuar biasa...
BalasHapusTerima kasih
HapusBetul pak. Buat apa memiliki buku kalau tdk dibaca? Hanya sekedar pajangan saja...
BalasHapusBuku itu memang seharusnya dibaca
HapusSaya tersindir...beberapa buku yg saya beli halaman gk sampe ratusan masih teronggok rapi...ampun!
BalasHapusMari luangkan waktu untuk membaca
HapusLuar biasa org luar mempelajari budaya kita.kita malah diajari lwt bukunya. Menginsporaai
BalasHapusItulah faktanya Pak Haji
HapusSepakat pak, buku bukan pajangan
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusLuar biasa P Prof.Ngainun..tip baca yang efektif bagaimana Prof..cepat dan selesai..per buku..
BalasHapusDinikmati saja
HapusKeren pak prof. Semangat terus bacanya ...
BalasHapusSaya membaca karena belum tahu
Hapusbismillah p prof..
BalasHapusSip
HapusWah bisa jadi inspirasi nih...
BalasHapusSemoga bermanfaat
Hapuskeren, belum cerita isinya tapi tulisan ini sudah bikin penasaran banyak orang
BalasHapusTerima kasih Bu
Hapus