Ngainun
Naim
Satu aktivitas yang saya sukai
saat perjalanan berangkat dari rumah ke kantor dan pulang dari kantor ke rumah
adalah mendengarkan radio. Radio, meskipun semakin ditinggalkan orang, tetap
menempati posisi khusus dalam diri saya. Masa kecil saya diisi dengan
mendengarkan radio. Ada acara-acara khusus favorit. Salah satunya adalah
sandiwara radio.
Memang, saya sekarang tidak
memiliki radio seperti zaman saya kecil dulu. Radio yang saya putar ada di
kendaraan. Meskipun hanya memutar radio di sepanjang perjalanan, saya seperti
menemukan masa kecil yang dekat dengan radio.
Acara yang cukup saya sukai
adalah acara keagamaan. Pengajian kitab kuning, pengajian umum, tanya jawab
agama, dan hal-ikhwal agama menjadi prioritas utama. Ilmu agama—bagi saya—sangat
penting. Selain membaca buku dan kitab, mendengarkan radio merupakan sarana
saya “ngaji”. Saya berharap hidup saya selalu dalam petunjuk dan keberkahan.
Ngaji zaman sekarang ini memiliki
banyak cara. Jika dulu harus ke pesantren atau menghadiri pengajian umum yang
membutuhkan biaya, waktu dan tenaga khusus, kini kita semakin dimudahkan oleh
teknologi. Modalnya hanya handphone dan kuota internet. Tinggal niat dan
kesungguhan kita. Sepanjang ada kemauan, selalu ada jalan.
Salah satu ceramah yang saya
ingat di radio adalah ceramah Ustadz Adi Hidayat, M.A. yang diputar oleh R-Radio
Tulungagung. Dalam ceramah tersebut, Ustadz Adi Hidayat mengajak kita memanfaatkan
handphone sebagai aset akhirat. Jangan sampai handphone sekadar dipakai telepon,
kirim pesan, dan game saja. Handphone sebaiknya diisi aplikasi yang mendekatkan
diri kita kepada jalan kebajikan.
Misalnya, handphone diisi dengan
aplikasi Al-Qur’an. Adanya aplikasi ini memungkinkan kita untuk tadarus ketika
ada waktu. Tidak harus membawa Al-Qur’an ke mana-mana. Saat ada waktu luang,
tinggal buka dan baca.
Aplikasi lainnya tentu sangat
banyak. Kita bisa membuka YouTube yang isinya kajian-kajian agama Islam sesuai
minat kita. Kita bisa mengikuti ngaji online di facebook atau instagram. Kita juga
bisa menelusuri blog yang isinya adalah ilmu-ilmu agama. Lewat cara semacam
ini, kita bisa mendapatkan pengetahuan agama secara terus-menerus. Sepanjang dilakukan
secara rutin, meskipun tidak banyak, ilmu agama kita bisa terus bertambah.
Semuanya tergantung kepada kita. Handphone
itu bisa membawa mudharat, tetapi bisa juga membawa manfaat. Jika dimanfaatkan
dengan niat ibadah maka handphone adalah aset akhirat. Jika dipakai untuk
keburukan, handphone adalah modal untuk mengantarkan kita menuju neraka.
Trenggalek, 24 Juli 2020
Rupanya ada kesamaan kegemaran, sandiwara radio. Generasi di zaman yang sama prof, selisih sedikit saja...
BalasHapuswkwkwkwk kayaknya juga pendengar Saur Sepuh dan Tutur Tinular
HapusTerimakasih pencerahannya
BalasHapusSama-sama Ibu
HapusBeda tipis Pak tontonan kita 😁
BalasHapusHe he he
HapusTerima kasih bapak...keren
BalasHapusSama-sama
HapusOlala... Ternyata sama-sama penggemar radio. Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Pak Ngainun Naim
BalasHapusSama-sama Ibu
HapusMemanfaatkan HP utk kebaikan
BalasHapusTerima kasih pencerahannya pak dosen...
Sama-sama Ibu
HapusSungguh mencerahkan, radio kenangan, kebaikan digitalisasi
BalasHapusTerima kasih Mas
HapusSyukran Prof atas Nasehat nya semoga hp saya bs juga bwa berkah 🤗
BalasHapusAmin
HapusSalah satu acara musik yang paling disenangi tangga lagu....sore hari...Hahaha
BalasHapusHa ha ha RKPD
HapusMantab banget tausiyahnya Prof...
BalasHapusSuwun
HapusBetul sekali pak, kita memiliki tanggung jawab yang besar terhadap handphone bagikita di akhirat kelak
BalasHapusMasya Allah pak smg handphone bs menjadi alarm menuju surga-Nya
BalasHapusSetuju pak. Semoga handphone membawa berkah dunia dan akhirat.
BalasHapusSemoga hp membuat kita semakin dekat kepada Allah swt.
BalasHapus