Jumat, 24 Juli 2020

Handphone Sebagai Aset Akhirat


Ngainun Naim


Satu aktivitas yang saya sukai saat perjalanan berangkat dari rumah ke kantor dan pulang dari kantor ke rumah adalah mendengarkan radio. Radio, meskipun semakin ditinggalkan orang, tetap menempati posisi khusus dalam diri saya. Masa kecil saya diisi dengan mendengarkan radio. Ada acara-acara khusus favorit. Salah satunya adalah sandiwara radio.
Memang, saya sekarang tidak memiliki radio seperti zaman saya kecil dulu. Radio yang saya putar ada di kendaraan. Meskipun hanya memutar radio di sepanjang perjalanan, saya seperti menemukan masa kecil yang dekat dengan radio.
Acara yang cukup saya sukai adalah acara keagamaan. Pengajian kitab kuning, pengajian umum, tanya jawab agama, dan hal-ikhwal agama menjadi prioritas utama. Ilmu agama—bagi saya—sangat penting. Selain membaca buku dan kitab, mendengarkan radio merupakan sarana saya “ngaji”. Saya berharap hidup saya selalu dalam petunjuk dan keberkahan.
Ngaji zaman sekarang ini memiliki banyak cara. Jika dulu harus ke pesantren atau menghadiri pengajian umum yang membutuhkan biaya, waktu dan tenaga khusus, kini kita semakin dimudahkan oleh teknologi. Modalnya hanya handphone dan kuota internet. Tinggal niat dan kesungguhan kita. Sepanjang ada kemauan, selalu ada jalan.
Salah satu ceramah yang saya ingat di radio adalah ceramah Ustadz Adi Hidayat, M.A. yang diputar oleh R-Radio Tulungagung. Dalam ceramah tersebut, Ustadz Adi Hidayat mengajak kita memanfaatkan handphone sebagai aset akhirat. Jangan sampai handphone sekadar dipakai telepon, kirim pesan, dan game saja. Handphone sebaiknya diisi aplikasi yang mendekatkan diri kita kepada jalan kebajikan.
Misalnya, handphone diisi dengan aplikasi Al-Qur’an. Adanya aplikasi ini memungkinkan kita untuk tadarus ketika ada waktu. Tidak harus membawa Al-Qur’an ke mana-mana. Saat ada waktu luang, tinggal buka dan baca.
Aplikasi lainnya tentu sangat banyak. Kita bisa membuka YouTube yang isinya kajian-kajian agama Islam sesuai minat kita. Kita bisa mengikuti ngaji online di facebook atau instagram. Kita juga bisa menelusuri blog yang isinya adalah ilmu-ilmu agama. Lewat cara semacam ini, kita bisa mendapatkan pengetahuan agama secara terus-menerus. Sepanjang dilakukan secara rutin, meskipun tidak banyak, ilmu agama kita bisa terus bertambah.
Semuanya tergantung kepada kita. Handphone itu bisa membawa mudharat, tetapi bisa juga membawa manfaat. Jika dimanfaatkan dengan niat ibadah maka handphone adalah aset akhirat. Jika dipakai untuk keburukan, handphone adalah modal untuk mengantarkan kita menuju neraka.

Trenggalek, 24 Juli 2020

24 komentar:

  1. Rupanya ada kesamaan kegemaran, sandiwara radio. Generasi di zaman yang sama prof, selisih sedikit saja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwk kayaknya juga pendengar Saur Sepuh dan Tutur Tinular

      Hapus
  2. Beda tipis Pak tontonan kita 😁

    BalasHapus
  3. Olala... Ternyata sama-sama penggemar radio. Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Pak Ngainun Naim

    BalasHapus
  4. Memanfaatkan HP utk kebaikan
    Terima kasih pencerahannya pak dosen...

    BalasHapus
  5. Sungguh mencerahkan, radio kenangan, kebaikan digitalisasi

    BalasHapus
  6. Syukran Prof atas Nasehat nya semoga hp saya bs juga bwa berkah 🤗

    BalasHapus
  7. Salah satu acara musik yang paling disenangi tangga lagu....sore hari...Hahaha

    BalasHapus
  8. Mantab banget tausiyahnya Prof...

    BalasHapus
  9. Betul sekali pak, kita memiliki tanggung jawab yang besar terhadap handphone bagikita di akhirat kelak

    BalasHapus
  10. Masya Allah pak smg handphone bs menjadi alarm menuju surga-Nya

    BalasHapus
  11. Setuju pak. Semoga handphone membawa berkah dunia dan akhirat.

    BalasHapus
  12. Semoga hp membuat kita semakin dekat kepada Allah swt.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.