Sabtu, 10 Desember 2016

Orang-orang Besar


KH MA Sahal Mahfudz. Sumber gambar www.fisi.ipmafa.ac.id



Seorang dengan pakaian sederhana datang ke sebuah pengajian. Melihat penampilannya yang kurang meyakinkan, dia dipersilahkan duduk di kursi belakang. Ia pun duduk dengan tenang sampai kursi undangan terisi penuh, bahkan luber.

Malam kian larut tetapi pengajian belum juga dimulai. Grup pengisi acara sudah kelelahan. Usut punya usut ternyata menanti kiai pengisi acara yang tak kunjung datang.
Sampai tiba-tiba seorang panitia menemukan kiai yang dinanti ternyata sudah ada di tengah-tengah jamaah. Dengan tergopoh beliau dipersilahkan duduk di kursi kehormatan. 

Panitia yang awalnya mempersilahkan duduk di kursi belakang seketika berubah wajah. Ia tidak menyangka jika orang yang sederhana tersebut adalah seorang kiai besar.

Ya, beliau adalah Kiai Sahal Mahfudh. Kiai yang dipuji Gus Dur karena kealimannya. Kiai yang selalu berpenampilan sederhana. Kesederhanaan itulah yang membuatnya semakin besar.

Itulah orang besar. Besar karena dirinya, bukan karena pencitraan. Karena itulah, penting menyimak nasihat Prof. Hamdan Juhannis, Ph.D di buku terbarunya (2014: 12):
"Jangan besar karena dibesar-besarkan oleh orang lain, tapi besarlah karena kebesaran sendiri. Kita tidak perlu merasa terkenal karena bisa saja sebenarnya orang2 tidak merasa tertarik mengenal kita. Orang mengenal kita hanya karena terpaksa".

Buku karya Prof. Hamdan Juhannis. Sumber gambar: www.ask.fm/IndriAnugrah


Ngainun Naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.