Oleh Ngainun Naim
Mungkin Anda senyum membaca judul tulisan ini. Penipuan
itu ya penipuan. Soal kelas itu menurut saya berdasarkan siapa objek yang
ditipu.
Beberapa tahun lalu saat masih mengajar di sebuah PTS, tiba-tiba
saya mendapatkan SMS yang mengatasnamakan Pak Ketua. Isi SMS dan datanya nyaris
valid, yaitu saya mendapatkan disposisi menghadiri sebuah seminar di Jakarta.
Hanya bahasa dan nomer HP-nya yang janggal. Saya pun berinisiatif menelpon Pak
Ketua. Jawabnya beliau tidak tahu menahu.
Beberapa waktu kemudian kasus serupa terjadi di tempat
saya sekarang bekerja, yaitu IAIN Tulungagung. SMS beredar tertuju ke banyak
tenaga pengajar. Kali ini pengirimnya mengatasnamakan Wakil Rektor 1. Isinya
sama; undangan seminar. Berkali-kali pihak kampus menginformasikan bahwa SMS
tersebut adalah penipuan.
Undangan dari "LIPI" |
Saya berpikir, penipu sekarang sudah merambah semua
kelas, termasuk kelas intelektual. Konon, pernah juga ada dosen dari perguruan
tinggi tertentu yang hampir atau bahkan tertipu oleh ulah komplotan penipu
berkelas tersebut.
Saya memaklumi jika ada yang sampai tertipu karena cara
beroperasinya cukup rapi dan meyakinkan. Saya sendiri heran dengan begitu
gencarnya cara yang ditempuh dan modus yang digunakan. Semoga para penipu itu
segera sadar dan kembali ke jalan yang benar.
Beberapa waktu lalu lembaga tempat saya bekerja menerima
email dari "Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)". Inti emailnya
adalah undangan untuk mengikuti sebuah pelatihan di Jakarta. Setelah dicetak,
surat itu ditunjukkan pada saya. Saya curiga dengan surat itu karena beberapa
hal. Segera surat itu saya foto dan saya kirim ke teman yang bekerja di LIPI.
Hasilnya ternyata surat itu adalah penipuan.
Tentu, karena penipuan maka tidak ditindaklanjuti. Saya
membayangkan betapa kacaunya kalau undangan itu diproses dan mendapatkan
persetujuan dari pimpinan. Semuanya akan menderita kerugian.
Tiga hari lalu, "LIPI" kembali mengirimkan
surat undangan. Kali ini berupa undangan "Sosialisasi Implementasi Peningkatan
Mutu Penelitian 2015". Sama seperti undangan sebelumnya, ada data lengkap
plus manual acara. Kalau tidak cermat, saya kira banyak yang terkecoh.
Segera saya foto email undangannya dan saya kirim ke
teman yang bekerja di LIPI. Hasilnya, undangan itu adalah
penipuan.
Surat "LIPI" |
Luar biasa. Penipu sekarang ini sudah sedemikian
"ngawur". Mereka tidak lagi peduli dengan siapa yang menjadi
objeknya. Mungkin otaknya hanya berisi cara mengeruk keuntungan
sebesar-besarnya.
Saya hanya bisa berdoa semoga para pelakunya dibukakan
pintu tobat. Buat teman-teman semua, mari saling berbagi informasi dan saling
mengingatkan agar tidak terjebak dalam skenario para penipu. Amin.
Tulungagung,
9-11 Juni 2015.
Bpak benar kami mengalami kejadian serupa dan mrka berhasil menipu kami dngan bekedok lipi dan dana yg akan ditrnsfer sbgati pnganti transport langsung dr kementerian keuangan
BalasHapusAnehnya kenpa dta yg di LIPI dngan nama salah satu yysan kami tu sama
Apakah data di LIPi mudh diakses pihak luar scara yysan kami ad kerjasma dngan lipi
Itulah yang saya juga heran. Data-data yang diberikan sama persis. Maka kita harus waspada.
Hapus