Oleh Ngainun Naim
Tradisi meneliti
seyogyanya mulai disemai sejak dini. Jika dikembangkan secara serius, saya
yakin akan lahir para peneliti muda penuh potensi di negeri ini. Sebab, potensi
generasi muda kita sesungguhnya sangat besar. Sayang, potensi tersebut belum
diberdayakan secara optimal.
Beberapa kali
saya menjadi juri Karya Ilmiah Remaja tingkat SMP dan SMA di Tulungagung Jawa
Timur. Dari naskah yang masuk saya menemukan banyak hal istimewa dari tulisan
mereka. Penguasaan mereka saat presentasi secara umum juga cukup baik.
Saya berpikir,
seharusnya dilakukan beberapa langkah strategis untuk memperkuat potensi yang
ada. Pertama, membangun sistem seleksi di sekolah terhadap anak-anak
yang potensial. Jadi anak-anak ini benar-benar terlatih untuk meneliti, bukan
dipersiapkan mendadak menjelang kompetisi.
Kedua,
pionir. Ya, setiap sekolah seyogyanya memiliki seorang guru yang menjadi
pegiat. Guru semacam ini biasanya yang menjadi motor untuk menumbuhsuburkan
aktivitas riset siswa di sekolah. Adanya guru pegiat sangat menentukan terhadap
produktivitas dan kualitas riset yang dihasilkan.
Pengalaman
selama ini menunjukkan bahwa tidak semua sekolah memiliki kesiapan untuk ikut
dalam kompetisi riset antarsekolah. Dari setiap sekolah yang mendapatkan undangan
ternyata tidak sampai separuh yang mengirimkan delegasinya. Sementara sebahgian
besarnya tidak mengirimkan tim.
Saya kira salah
satu sebabnya karena memang tidak ada guru yang menjadi pionir. Jika ada yang
menjadi pionir, kapan pun dan berapa kali pun diadakan kompetisi akan selalu
siap.
Ketiga,
diperlukan kebijakan yang mendukung terhadap terciptanya iklim penelitian yang
kondusif di setiap sekolah. Kebijakan tersebut bisa dari sekolah sendiri jika
instansi terkait belum memiliki kebijakan semacam ini. Melalui kebijakan
semacam ini diharapkan pihak sekolah memiliki desain yang mapan terkait
pengembangan tradisi penelitian. Jika semua--atau paling tidak sebagian
besar--sekolah melakukan hal ini maka ada peluang lebar bagi tumbuh suburnya
tradisi riset. Dalam jangka panjang akan lahir sekolah-sekolah dengan tradisi
riset yang kompetitif.
Selain ketiga
hal di atas, tentu ada banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk memajukan
iklim riset di sekolah. Kesadaran, kemauan, dan usaha untuk membangun tradisi
riset harus terus dipupuk sejak dini.
Semua negara
maju memiliki tradisi riset yang kokoh. Riset berkaitan dengan pengembangan
ilmu pengetahuan teoretis dan praktis. Semakin produktif riset maka akan
semakin jelas pengaruhnya terhadap kemajuan masyarakat. Implikasinya, kemajuan negara pub
secara otomatis terdongkrak. Semoga.
Semoga generasi ke depan menjadi lebih baik pak :-)
BalasHapusAmin. Terima kasih banyak mas sudah berkunjung.
HapusTradisi riset itu sungguh penting ya, Pak :)
BalasHapusSemoga ini menjadi perhatian bagi kita bersama, terutama dalam dunia pendidikan.
Betul sekali Pak Muhaimin. Terima kasih sudah berkunjung.
Hapus