Rabu, 04 Juni 2014

Kita adalah Apa yang Kita Lakukan



Oleh Ngainun Naim


Mungkin Anda tersenyum membaca judul catatan ini. Mungkin juga biasa-biasa saja. Mungkin juga judul catatan ini tidak menarik sehingga Anda mengabaikannya dan tidak membaca keseluruhan catatan ini. Tidak apa-apa. Semua kemungkinan bisa saja terjadi.
Kenapa menulis catatan dengan judul ini? Tentu ada alasannya. Alasan yang paling mendasar adalah perbaikan diri. Saya sadar bahwa saya banyak melakukan kesalahan dalam hidup ini. Kesalahan itu bisa berbentuk kesalahan bagi diri saya pribadi, bisa kesalahan yang berhubungan dengan orang lain, atau juga berbagai kesalahan yang berkaitan dengan pihak-pihak yang lainnya. Justru karena itulah saya ingin belajar memperbaiki diri.
Mengapa? Jawabnya sederhana seperti judul tulisan ini. Orang lain menilai saya dari apa yang saya lakukan. Jika saya melakukan kebaikan, kesan itu akan melekat pada diri saya. Jika saya melakukan keburukan, kesan itu yang juga akan melekat pada diri saya.
Ada catatan penting yang mendukung apa yang saya catat ini, yaitu ucapan ilmuwan Muslim Omar Khayyam yang hidup antara tahun 1048-1122. Beliau mengatakan, “Tangan kehidupan itu senantiasa bergerak, membuat goresan segala yang pernah diperbuatnya. Ia mengukir dan memahat semua yang sudah dilakukan. Semua kebajikan, kesalehan maupun sesal air mata tak akan membatalkan jejak yang pernah ditorehnya”.
Saya sangat terkesan dengan kalimat yang terakhir, ” Semua kebajikan, kesalehan maupun sesal air mata tak akan membatalkan jejak yang pernah ditorehnya”. Kalimat ini, bagi saya, sangat mendasar, sangat reflektif, dan menohok. Kalimat ini menyadarkan saya untuk menjaga diri saya agar selalu berperilaku dan berucap yang baik-baik. Apa yang pernah saya lakukan tidak akan pernah terhapus jejaknya.
Justru karena itulah saya ingin menapaki jejak hidup ini dengan kebaikan. Semoga bisa terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.