Jumat, 16 Mei 2014

Membangun Generasi Bermutu



Oleh Ngainun Naim

Hari Rabo tanggal 14 Mei 2014 aku diminta memberikan orasi ilmiah dalam rangka wisuda SMK Baitul Atieq Berbek Nganjuk. Pada kesempatan ini, aku diminta berbicara tentang sebuah tema yang intinya adalah menciptakan generasi berkarakter, kompeten, dan kompetitif. Ketiga kata ini aku sederhanakan menjadi mutu. Tentu, dengan penjelasan yang memadai.
Pada bagian awal aku ucapkan selamat kepada seluruh keluarga SMK Baitul Atieq yang hari itu melaksanakan wisuda. Acara tersebut sangat bermakna sebagai penanda penting bagi perjalanan kehidupan para lulusan selanjutnya.
Selanjutnya aku sampaikan bahwa lulusan SMK memiliki banyak peluang untuk memasuki kehidupan yang kian kompetitif. Modal pendidikan yang mereka peroleh dapat menjadi titik pijak untuk berkiprah di masyarakat. Beberapa pilihan bagi lulusan, di antaranya; melanjutkan kuliah, bekerja, membuka usaha, dan mengabdi di pesantren.
Aku menegaskan kepada para hadirin tentang pentingnya karakter. Mengutip pendapat Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. aku sampaikan bahwa kekuatan terbesar yang dimiliki oleh lembaga pendidikan Islam adalah KARAKTER. Jika sampai aspek ini hilang maka lembaga pendidikan Islam akan kehilangan peran yang penting dalam kehidupan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa karakter merupakan nilai lebih yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan secara kuat di lembaga pendidikan Islam, termasuk SMK Baitul Atieq.
Selanjutnya aku menguraikan mengenai signifikansi karakter. Pada bagian penjelasan yang ditayangkan melalui LCD aku tuliskan kutipan sebuah pendapat yang—menurutku—cukup menarik.
”Orang cerdas kerap hanya menjadi pelayan bagi mereka yang memiliki gagasan, dan orang-orang yang memiliki gagasan besar melayani mereka yang memiliki karakter sangat kuat, sementara orang yang memiliki karakter kuat melayani mereka yang berhimpun pada diri mereka karakter yang sangat kuat, visi yang besar, gagasan-gagasan yang cemerlang, dan pijakan ideologi yang kukuh”.
Pembangunan karakter tidak bisa hanya dibebankan kepada sekolah. Merupakan hal yang sia-sia ketika di sekolah dibangun karakter yang baik, sementara orang tua peserta didik selaku pemangku kepentingan tidak mampu memberikan keteladanan kepada anaknya masing-masing. Membangun karakter menjadi tanggung jawab seluruh baik, baik sekolah, orang tua maupun masyarakat secara keseluruhan.
Aspek yang juga aku uraikan adalah tentang bagaimana lulusan SMK Baitul Atieq menjadi bagian tidak terpisah dari masyarakat. Jangan sampai lulusan nantinya justru menjadi beban masyarakat. Aku memberikan kutipan penting dari buku Heri Gunawan, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012), yang menyatakan bahwa, ”Banyak guru, dokter, hakim, insinyur, banyak orang yang bukunya satu gudang dan diplomanya segulung besar, tiba dalam masyarakat menjadi ”mati”, sebab dia bukan orang masyarakat. Hidupnya hanya mementingkan dirinya, diplomanya hanya untuk mencari harta, hatinya sudah seperti batu, tidak mempunyai cita-cita lain daripada kesenangan dirinya. Pribadinya tidak kuat. Dia bergerak bukan karena dorongan jiwa dan akal. Kepandaiannya yang banyak itu kerap kali menimbulkan takutnya. Bukan menimbulkan keberaniannya memasuki lapangan hidup”.
Pada bagian akhir aku memberikan beberapa penjelasan mengenai pentingnya sebuah sekolah yang bermutu, di antaranya:
  Jaminan mutu setiap produk
  Terukur
  Berbasis perubahan perilaku siswa
  Dibutuhkan setiap anak
  Diinginkan setiap orang tua yang baik
  Esensi dari program dan bidang pengajaran
  Dijadikan ukuran sukses kepala sekolah

Hanya hal sederhana ini yang aku sampaikan. Semoga bisa memberikan manfaat, termasuk kepada teman-teman yang membaca catatan ini. Salam.

Tulungagung, 16 Mei 2014
Ngainun Naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.