Oleh Ngainun
Naim
Salah satu syarat kenaikan pangkat bagi guru dan dosen
adalah membuat karya tulis ilmiah. Tetapi merupakan fakta yang tidak bisa
dipungkiri jika membuat karya tulis ilmiah itu tidak mudah. Bahkan bisa saya
katakan sulit.
Bagaimana para guru dan dosen menyikapi kondisi ini?
Sejauh yang saya amati umumnya guru atau dosen berusaha keras membuat karya
ilmiah sendiri. Tradisi menulis memang harus ditumbuhsuburkan. Mutu tulisan
biasa saja atau bahkan--maaf--kurang baik asal karya sendiri harus kita
apresiasi. Tulisan semacam ini lahir dari perjuangan yang tidak ringan.
Ada juga yang membuat sendiri tetapi dengan cara tidak
jujur. Cara ini biasa dikenal dengan plagiat. Caranya macam-macam, mulai
mengganti nama karya orang lain dengan namanya, mengutip tanpa menyebut sumber,
dan sebagainya. Plagiat bukan perilaku terpuji. Media massa banyak
memberitakannya. Jadi mari kita hindari cara-cara tidak jujur semacam ini.
Kemarin Pak Johan Wahyudi, seorang guru berprestasi asal
Sragen menulis tentang penolakannya menjadi MAKELAR karya ilmiah. Membuatkan
tulisan untuk kepentingan orang lain honornya lumayan, bahkan sangat banyak.
Tetapi sesungguhnya itu cara membantu menumbuhsuburkan ketidakjujuran. Saya
setuju dengan Pak Johan Wahyudi.
Justru karena itulah mari kita belajar menulis sendiri.
Jangan plagiat atau memanfaatkan jasa makelar. Salam.
Ketapang Banyuwangi, 25-5-2014
Ngainun Naim
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.