Oleh
Ngainun
Naim
“Ingatan bisa lupa, sementara tulisan mengingatkan”, demikian bunyi kalimat
sederhana tetapi begitu bermanfaat yang pernah saya baca. Kalimat ini
menegaskan bahwa menulis itu besar sekali manfaatnya. Menulis bisa dikatakan
sebagai membangun monumen ingatan. Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahkan pernah
mengatakan, ”Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”.
Menulis—apa pun bentuknya—sesungguhnya memberikan banyak manfaat kepada
penulisnya. Contoh sederhananya adalah saat kita mau berbelanja kita menuliskan
apa saja yang akan kita beli. Tulisan daftar kebutuhan ini membuat kita berbelanja
secara lebih efektif sekaligus menghindari dibelinya barang yang tidak sesuai
dengan kebutuhan.
Saat kita melakukan aktivitas sehari-hari, mencatat itu juga penting
artinya. Apa pun yang akan, sedang, dan telah kita lakukan—khususnya yang
penting—kita catat. Catatan semacam ini dapat membuat aktivitas keseharian
berjalan secara lebih efektif dan efisien.
Hari rabo, 21 Mei 2014, saya menemukan berita kecil di halaman 16 Koran Jawa Pos. Di Rubrik ”Sosok & Sisi
Lain” diulas tentang Tatjana Saphira yang memiliki hobi menulis. ”Ketika dibaca
lagi, jadi teringat momennya. Ada yang lucu, berkesan, sampai yang bisa jadi
refleksi untuk ke depan”, katanya.
Apa yang dilakukan Tatjana Saphira, menurut saya cukup istimewa. Jika artis
saja mau menulis, mengapa kita yang bukan artis tidak melakukannya? Padahal,
tulisan itu besar sekali manfaatnya. Jadi, ayo menulis agar ingatan kita
terawat.
Ngainun Naim
Tulungagung, 21 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.