Senin, 03 Maret 2014

Nilai Tambah



Ini bukan catatan tentang nilai ujian. Juga bukan tentang nilai raport yang dinaikkan. Catatan ini hanya refleksi singkat saya tentang nilai kehidupan.

Seorang sahabat pada suatu pagi bercerita bagaimana ia pagi itu baru saja menyelesaikan membaca al-Quran sebanyak satu juz. Cerita yang awalnya guyonan kemudian berkembang ke berbagai hal, termasuk bagaimana ia berjuang keras untuk selalu shalat jamaah. "Barakahnya luar biasa", katanya. Saya hanya tersenyum mengiyakan karena sadar sepenuhnya kalau belum bisa mengikuti jejaknya. Cerita yang disampaikannya telah memberi saya satu nilai tambah, yaitu hidup ini harus diiringi dengan ibadah yang tekun agar berkah.

Jumat sore saat di bus dalam perjalanan pulang kerja, iseng-iseng saya membuka iPad. Ternyata, ada seorang sahabat yang menandai saya. Ia biasa menyebut dirinya dengan 'Abah'. Banyak yang memanggilnya ustadz, tetapi setahuku ia kurang suka menyebut atau memperkenalkan dirinya sebagai ustadz. Aku tidak tahu pasti apa alasannya.

Catatan 'Sang Abah' yang sangat panjang itu benar-benar menggetarkan. Aku membacanya dengan penuh penghayatan. Rasanya baru kali ini tulisan Abah melibatkan emosi secara utuh; penuh humor, keharuan, kekusyukan, kritik, transformasi, dan seterusnya. Mungkin aku salah, tetapi aku mendapat nilai tambah luar biasa dari catatan Sang Abah, yaitu nilai tambah tentang pentingnya beribadah, keseriusan kerja, dan sebagainya.

Kebetulan juga saya baru saja membaca sebuah buku yg isinya juga menekankan tentang nilai tambah ini. Buku terbitan Mizania ini ditulis oleh Teguh Iman Perdana. Judulnya "Penyegar Jiwa". Di buku ini diceritakan tentang Menteri BUMN era Presiden Abdurrahman Wahid--Dr. Sofyan Djalil--yang selalu menekankan pentingnya kita memberi nilai tambah pada diri kita di mana pun kita berada. Apa pun bentuknya, nilai tambah harus semakin memperkaya diri kita.

Saya merenungkan apa yg ditulis Teguh Iman Perdana tersebut. Ada banyak hal yg bisa kita lakukan; fb semacam ini bisa memberi nilai tambah berupa temam, pengetahuan, jejaring, dan sebagainya. Di mana pun dan kapan pun kita bisa mendapatkan nilai tambah. Kuncinya; membuka diri, ada kemauan, dan kemampuan mengelola diri. Salam.

Trenggalek, 22/2/2014
Ngainun Naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.