Senin, 17 Februari 2014

Menulis untuk Perubahan dan Keabadian

Tulisan yang saya upload ini ditulis oleh sahabat saya, Muhammad Fathurrohman. Ia seorang penulis muda yang produktif, guru di SMP 2 Sendang, serta kandidat doktor Manajemen Pendidikan Islam dari UIN Maliki Malang.

Kadang kali ketika dalam sebuah perjalanan saya berpikir, "untuk apa saya menulis?", Bahkan ada yang bertanya, "Ngapain anda kok repot-repot menulis?". Ketika terbesit pikiran seperti itu, dan pertanyaan yang tadi terlontar kepada saya, saya belum bisa menjawab dan merasa kerdil juga berpikir ulang, kenapa ya saya menulis itu. Namun, alhamdulillah! Beberapa waktu yang lalu saya menemukan jawabannya, yang merupakan sintesis dari beberapa statement yang masuk dalam pikiran saya, baik itu ungkapan seorang penulis hebat, Dr. Ngainun Naim, M.HI., ataupun penulis yang lain. Beliau berpendapat bahwa "tugas penulis itu ya menulis, adapun penghargaan yang diterima itu efek sampingnya." Saya rasa pendapat itu benar adanya, bahkan sejak kuliah di bangku S-1 dulu saya merasa beliaulah motivator ulung dalam hal menulis dan membaca.
Dari beberapa pendapat yang masuk ke dalam pikiran ini, saya menyimpulkan bahwa menulis adalah suatu pekerjaan yang memang cukup berat untuk dijalankan apalagi secara continue, namun menulis ini harus dimiliki oleh seorang pendidik pada umumnya, baik itu guru PAUD, sampai jajaran Guru Besar. Menulis merupakan upaya menuangkan gagasan atau akumulasi pemikiran ke dalam sebuah coretan tinta, dimana dari coretan itulah akan mampu dilihat kompetensi seseorang tersebut. Maka dari itu, supaya pendidik itu berubah menjadi lebih baik dan profesional, maka hendaknya pendidik tersebut menulis. Karena dengan menulis dapat diketahui seberapa dalam pengetahuan seseorang, seberapa banyak buku dan fenomena yang dibaca seseorang. Di samping itu, menulis merupakan tradisi ulama-ulama pada zaman dahulu. Mereka adu argument dengan tulisan bukan dengan demonstrasi atau lainnya.
Akumulasi pemikiran saya juga mengemukakan bahwa menulis itu adalah upaya untuk merubah, dan dalam rangka perubahan, serta mengharap ridho Ilahi. Baik perubahan dalam diri sendiri secara kompetensi, maupun perubahan paradigma si pembaca dalam hal mengadopsi pemikiran yang kita ungkapkan. Kalau tulisan itu dibaca oleh orang banyak, maka otomatis yang berubah juga orang banyak. Maka dengan menulis kita bisa merubah paradigma seseorang, dengan menulis kita bisa merubah paradigma bangsa. Namun, menulis itu mempunyai efek samping yaitu namanya akan selalu diingat jika karyanya masih dibaca dan diadopsi orang. Maka dari itu, jika ingin memperpanjang umur kita, maka hendaklah kita menulis, karena menulis itu bisa membuat kita menjadi abadi. Sedangkan orang yang tidak menulis mungkin namanya sudah tidak dikenal lagi ketika ia sudah wafat.
Selamat menulis!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.