Selasa, 07 Januari 2014

Kebaikan Itu Seperti Multi Level Marketing



Oleh Ngainun Naim

Kebaikan itu sesungguhnya tidak rumit. Ada sangat banyak hal yang bisa dilakukan. Bahkan hal-hal biasa yang sering tidak kita perhatikan pun sesungguhnya banyak mengandung nilai kebaikan. Tetapi karena kurang memperhatikan, kebaikan yang sesungguhnya sangat penting untuk kita lakukan itu menjadi terabaikan.
Kebaikan itu banyak ragam dan levelnya. Menurut saya, aspek yang penting untuk dijadikan dasar kesadaran bersama adalah: melakukan kebaikan, sekecil apa pun, untuk kebaikan bersama. Aspek ini, menurut saya, penting untuk menumbuhkan kehidupan bersama yang harmonis dan penuh penghargaan terhadap sesama.
Jika setiap orang mampu melakukan hal semacam ini, tentu yang namanya kehidupan yang damai akan mampu tercipta. Kebaikan, sekecil apa pun, akan memiliki implikasi yang juga baik kepada orang yang juga melakukannya, juga berimplikasi kepada orang lain secara lebih luas.
Berkaitan dengan konsep kebaikan ini, saya menemukan konsep yang menarik dari Ustadz Wijayanto. Menurut Ustadz Wijayanto, kebaikan adalah sesuatu yang menimbulkan ketenangan diri dan ketenteraman jiwa. Sedangkan kejelekan merupakan hal yang meresahkan diri dan menimbulkan keraguan dalam hati. Hal ini selaras dengan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad.
Mengapa melakukan kebajikan itu penting? Tentu ada banyak alasan yang bisa dikemukakan. Ajaran agama menekankan pentingnya kebajikan. Kebajikan menjadi landasan bagi kehidupan yang damai dan penuh makna.
Kebajikan dalam ajaran Islam, sebagaimana dituturkan Wijayanto, kayak multi level marketing. Dalam sistem multi level marketing, jika semakin besar jumlah orang yang bergabung dan menjadi anggota (down line), semakin banyak keuntungan orang yang pertama kali mengajak (up line). Artinya, semakin bertambah down line semakin bertambah pula insentif bagi up line, terus dan terus tiada henti.
Kebaikan dalam Islam, kata Wijayanto dalam bukunya, Bukan Muslim NATO, No Action Talk Only (Yogyakarta: Zakia, 2006), hlm. 141., mirip seperti itu. Ia pun mengutip hadis, ”Barangsiapa yang menunjukkan sebuah kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala sebanyak orang yang mengikuti atau mengamalkan kebaikan tersebut”. Siapa yang memfasilitasi, mendukung, memberikan sarana untuk orang berbuat baik maka ia memperoleh juga pahala kebaikannya. Dengan kata lain orang yang mengajak orang lain bergabung dalam ”market kebaikan” maka orang yang mengajak tersebut akan mendapatkan kemanfaatan yang terus-menerus.
Tulungagung, 5 Januari 2013
Ngainun Naim
www.ngainun-naim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.