Sabtu, 28 Desember 2013

Injeksi Spirit Menulis



Oleh Ngainun Naim

Tulisan tentang menulis selalu menarik minat saya. Entahlah, menulis itu membuat saya seolah mendapatkan energi hidup tambahan. Ini biasanya saya peroleh dari membaca artikel para penulis penuh semangat seperti Hernowo, Bambang Trim, Anton Kurnia, Moch. Khoiri, Wijaya Kusuma, Tjiptadinata Effendi, Eko Prasetyo, Tubagus Entjep, dan banyak penulis lainnya. Setiap membaca tulisan-tulisan mereka tentang dunia menulis, saya seakan mendapatkan tambahan asupan energi baru.
Kok asupan? Ya, asupan—menurut saya—tidak hanya berupa makanan dalam wujud fisik saja, tetapi juga berwujud nonfisik. Tulisan termasuk dalam kategori ini. Tulisan yang dibaca secara jernih, direnungkan, dan dihayati dapat menggerakkan pembacanya. Tentu saja posisi tulisan tersebut hanya sebagai pemantik, sementara bagaimana aksi setelah membaca, tergantung kepada pembaca sendiri.
Sadar akan peran penting membaca tulisan tentang menulis ini, saya mengoleksi artikel dan juga buku tentang menulis. Buku-buku dan artikel-artikel semacam ini biasanya saya baca saat semangat menulis sedang menurun. Namanya juga manusia, spirit menulis itu fluktuatif: kadang naik dan kadang turun. Kesibukan, fisik capek, banyak kerjaan, dan waktu terbatas biasanya menjadi dalih untuk tidak menulis. Pada kondisi semacam inilah, buku-buku dan artikel tentang dunia menulis berperan untuk membangkitkan kembali semangat menulis. Pelan tapi pasti saya kembali menulis.
Jejaring sosial semacam facebook, twitter, blog, dan sejenisnya juga menjadi media penting dalam menjaga spiritku menulis. Para penulis hebat adalah mereka yang mau berbagi pengalamannya dalam menulis. Mungkin mereka sekadar menulis saja, tetapi jika tulisan mereka mampu menggerakkan orang lain untuk menulis, Insyaallah nilai kebaikannya akan terus mengalir. Hal semacam itu yang juga aku harapkan dari kegiatanku menekuni dunia menulis dan membaginya melalui blog, twitter, dan fb.
Selain itu, saya menemukan semangat menulis dari cerita kawan yang juga menekuni dunia menulis. Saat bertemu mereka, saya biasanya berbagi cerita, bertukar pengalaman, dan berusaha memetik hikmah tentang bagaimana proses kreatif menulis dilakukan. Berbincang dengan sesama menulis, sejauh yang aku alami, memiliki manfaat besar dalam menjaga semangatku menulis.
Tanggal 17 Desember lalu di IAIN Tulungagung tempatku bekerja diadakan ”Bedah Buku”. Kebetulan aku yang menghubungi pembicaranya sekaligus menjadi moderator acara. Kesempatan yang ada aku manfaatkan untuk berbincang, menggali inspirasi, dan strategi menulis dari penulis yang bukunya sedang dibedah tersebut. Setelah berbincang-bincang, saya merasakan betul dampaknya. Saya kembali semangat menulis di tengah kesibukan yang semakin menumpuk di akhir tahun.
Semangat menulis juga saya peroleh saat saya mengisi kegiatan mahasiswa. Beberapa kali saya mengisi acara yang berkaitan dengan dunia menulis. Saat semacam ini justru saya jadikan sebagai media untuk menggali energi menulis. Saya ingin apa yang saya sampaikan tidak sebatas teori, tetapi juga menjadi praktik. Karena itulah, saya harus membuktikannya. Saya menulis untuk blog, artikel di media massa, dan menulis buku.
Itu sedikit pengalaman saya. Bagaimana dengan Anda?
Trenggalek, 26 Desember 2013
Ngainun Naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.