Senin, 09 Desember 2013

Hotel Bintang Lima Kurang Cocok Buat Saya



Oleh Ngainun Naim
Sebagai orang kampung, tinggal di hotel bintang lima sebagaimana di Hotel Shangrilla Jakarta selama tiga hari membuat saya tidak mudah beradaptasi. Fasilitas-fasilitasnya ’terlalu mewah’. Justru karena kemewahan inilah yang membuat saya kurang bisa menikmatinya.
Senin malam (2/12) saat datang, saya sudah merasakan kurang nyaman. Begitu mau masuk, ada pemeriksaan yang sangat ketat di pintu gerbang. Saat masuk hotel, harus melalui pemeriksaan laiknya di bandara. Ketat sekali. Tidak ada nuansa relasi sosial yang erat.
Mungkin memang saya cocoknya pada hal-hal yang sederhana. Tidak pas dengan hal mewah. Tetapi saya berusaha membalik cara pandang, walaupun itu tidak mudah, yaitu dengan mensyukurinya. Kesempatan hadir di acara besar dan tinggal di hotel mewah merupakan sebuah keistimewaan. Belum tentu kesempatan semacam ini saya nikmati setahun sekali. Hal ini kemudian memunculkan tekad pada diri saya untuk memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin.
Ya, saya mendapatkan amanat untuk hadir dalam acara konferensi internasional berkaitan dengan dunia Islam dan media. Melalui konferensi ini, saya mendapatkan banyak sekali manfaat, khususnya dalam menambah ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh nasional dan tokoh besar dunia hadir untuk memberikan ceramah dan diskusi. Ini merupakan kesempatan besar tak terkira.
Karena itulah, walaupun dari sisi tempat acara saya merasakan semacam ’keterasingan’, tetapi dari sisi manfaat, saya mendapatkan banyak hal yang luar biasa. Salam!
Trenggalek, Minggu, 8 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.