Jumat, 08 November 2013

Berbagi Inspirasi: Dari Pesantren ke Pesantren



Oleh Ngainun Naim

Satu prinsip penting yang saya coba untuk praktikkan dalam hidup ini adalah senantiasa berusaha menjadikan diri saya bermanfaat. Prinsip ini, dalam praktiknya, ternyata tidak mudah. Ada banyak hambatan dan tantangan dalam mewujudkannya.
Saya kira ini hal yang wajar. Semua orang yang memiliki prinsip juga akan mengalami hal yang sama. Persoalan, hambatan, dan tantangan sesungguhnya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan ini. Hidup sendiri, menurut yang saya pahami, adalah selaksa persoalan. Tugas kita sebagai manusia adalah bagaimana memecahkan masalah demi masalah dengan baik.
Dalam kerangka menjalankan prinsip ini, saya bersyukur dalam seminggu ini berkesempatan untuk berbagi inspirasi di beberapa tempat. Pertama, pada hari selasa tanggal 5 November, saya diminta teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Trenggalek untuk menjadi pembicara sebuah seminar. Topiknya tentang Generasi Islami. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan berbagai hal mengenai generasi Islami. Paparan selama satu jam ditambah tanya jawab disambut antusias oleh peserta yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Mereka adalah para siswa dan mahasiswa dari berbagai lembaga pendidikan yang ada di Kota Trenggalek.
Kampus STIT Sunan Giri Trenggalek berada di lingkungan Pondok Pesantren Raden Paku. Saya merasakan kebahagiaan bisa datang di sebuah pesantren dan berbagi inspirasi dengan para santri.
Kedua, hari kamis tanggal 7 November saya diminta mengisi ceramah dengan tema Dakwah Bil Qalam oleh MAN Kunir Blitar. Tentu, sesuai dengan tema, saya berbicara tentang manfaat menulis dan perannya dalam dakwah. Sambutan para siswa juga antusias. Hal ini mengingatkan saya beberapa puluh tahun lalu saat saya juga menjadi siswa MAN. MAN Kunir Blitar terletak di lingkungan Pondok Pesantren Terpadu Al-Kamal. Jadi, sekali lagi saya berbagi inspirasi dengan para santri.
Ketiga, hari jumat tanggal 8 November, sekali lagi saya berbagi cerita tentang dunia menulis dengan komunitas siswa pecinta jurnalistik di MAN 2 Tulungagung. Sama seperti di tempat lainnya, minat menulis para siswa ternyata sangat tinggi. Mereka banyak yang telah menghasilkan karya tulis. Tinggal bagaimana mengelola dan mengembangkannya. MAN 2 Tulungagung memang tidak berada di lingkungan pondok pesantren, tetapi MAN 2 Tulungagung memiliki pesantren khusus buat para siswanya.
Jadi, saya selama seminggu ini berbagi inspirasi dari pesantren ke pesantren. Semoga apa yang saya lakukan memberikan manfaat dan bernilai ibadah. Amin.
Tulungagung, 8 November 2013
www.ngainun-naim.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.