RESEP PANJANG UMUR ALA MBAH BOGO

RESEP PANJANG UMUR ALA MBAH BOGO

Oleh Ngainun Naim

Umur manusia adalah misteri. Tidak ada satu pun orang yang tahu berapa umur yang bisa dicapai. Teori-teori kesehatan yang disusun berdasarkan riset tidak mampu menjawab secara pasti terhadap misteri umur. Satu hal yang dapat dilakukan oleh manusia adalah berusaha semaksimal mungkin hidup secara sehat lahir dan batin sehingga dapat terhindar dari penyakit.

Ikhtiar-ikhtiar dan penelitian untuk mencapai umur panjang terus dilakukan. Tetapi sepanjang sejarah, tidak ada formula yang bersifat pasti. Semuanya—sejauh yang saya pahami—baru sifat ikhtiar atau usaha. Pada akhirnya semua kembali kepada keputusan Allah.

Belajar dari Cerita

Saya mendapatkan informasi menarik dari sebuah Crita Cekak atau Cerita Pendek yang dimuat di Majalah Jaya Baya, sebuah majalah berbahasa Jawa, Nomor 52, Minggu IV Agustus 2013. Cerita ini berjudul Resep Wong Panjang Umur yang merupakan karya Imam H.

Cerita ini mengisahkan seorang tokoh utama, Mbah Bogo yang merupakan seorang pelukis. Diceritakan bahwa lukisannya dititipkan di sebuah galeri Artshop Sedudo. Beberapa lukisannya laku tetapi pemilik galeri selalu berkelit untuk membayar. Penagihan dilakukan sebanyak tiga kali, tetapi jawabannya selalu sama. Akhirnya, Mbah Bogo mengikhlaskan dan melupakannya.

Kasus lain yang ia hadapi adalah lukisannya dipalsu oleh orang lain. Setelah dicek kepada pembeli, ia menemukan lukisannya memang telah ditandatangani orang lain. Ia pun tidak ambil pusing dan sekali lagi mengikhlaskannya.

Kisah tentang Mbah Bogo mengajarkan kearifan hidup. Menghadapi berbagai kekecewaan yang dialami, juga kekecewaan beberapa sahabatnya yang mengalami kasus sejenis, Mbah Bogo menasehati:

”Jangan kau buat hatimu kecewa. Sebab setiap kepandaian yang dimiliki manusia itu hakikatnya adalah milik Allah. Kalau lagu kamu dibajak orang, itu berarti kamu sedang diuji Allah, seberapa besar keikhlasan hatimu. Karena itu jangan kecewa supaya kamu diberi umur panjang”, kata Mbah Bogo (Ini terjemahan saya dari bahasa Jawa. Mohon maaf jika terjemahannya kurang tepat).

Hal yang sama juga dinasehatkan Mbah Bogo saat Warsito, seorang penulis dan ilustrator buku yang karyanya juga dibajak. ”Tidak usah dibuat ramai. Ikhlaskan saja namamu dibajak orang. Tapi jika kamu tidak ingin panjang umur, ya terserah. Kamu bikin saja ribut dan menggugat sampai uangmu habis di pengadilan, hasilnya..nol. Belum lagi sakit hatimu yang semakin dalam. Karena itu, ikhlaskan saja. Tidak usah kuatir. Allah itu maha adil”.

Lebih lanjut Mbah Bogo menasehati, ”Batin dan pikiran jangan dibiasakan untuk kecewa, sedih, kuatir, marah, dan sejenisnya yang membuat hati sakit. Begitu juga jika sedang mendapatkan anugerah, ya jangan dibiasakan untuk merasakan senang, sombong, dan hal-hal berlebihan lainnya. Biasakan hati untuk merasa damai, tenteram, dan bahagia. Allah akan memberikan ganti terhadap semua hal yang membuat hatimu kecewa. Karena, jika kamu dibuat kecewa oleh orang lain, tetapi hatimu tidak kecewa, tetap damai dan tenteram, itu berarti rasa syukurmu sangat besar kepada Allah. Jika kamu mampu seperti itu, Allah akan memberikan anugerah yang lebih besar lagi”.

Saat ditanya berkaitan dengan umur, secara bijak Mbah Bogo menjawab, ”Soal umur itu Allah yang menentukan. Hanya saja, manusia diberi kesempatan untuk berusaha dengan menjaga kesehatan dan ketenteraman hati. Usahanya berupa beribadah secara tekun, menjaga rasa hati agar tetap damai. Jangan terjebak pada ajakan hawa nafsu secara liar, jangan suka marah-marah, jangan selalu menuruti keinginan, makan berlebihan, dan sebagainya. Jadi manusia hidup itu harus selalu berusaha untuk tetap sabar-kalem, menerima apa yang telah diberikan Allah, dan ikhtiar menurut kemampuan yang diberikan oleh Allah. Boleh berusaha keras, tetapi jangan berlebihan”.

Hikmah  

Cerita yang ditulis Pak Imam H telah memberikan banyak inspirasi. Tulisan tersebut bisa jadi melambangkan kepasrahan sehingga mungkin tidak bisa diterima oleh teman-teman yang rasional. Tetapi saya melihat bahwa justru di sinilah titik-titik penting untuk mencapai kedamaian hidup. Memang tidak mudah untuk mewujudkannya, tetapi jika dilakukan secara serius sangat mungkin untuk diwujudkan.

Salam

Tulungagung, 27 Agustus 2013

Ngainun Naim

www.ngainun-naim.blogspot.com