TIDAK INDAHNYA BERBAGI:
KRITIK HUMORIS DI BULAN RAMADHAN
Oleh Ngainun
Naim
Humor itu penting. Tanpa humor, hidup terasa kering. Melalui humor yang
tercipta secara spontan atau memang telah didesain, akan tercipta suasana yang
ceria, santai, dan penuh keceriaan. Hubungan pergaulan yang sering diselingi
humor biasanya lebih cair dan mampu membangun tingkat keakraban yang lebih
erat.
Di tengah kehidupan yang penuh persaingan seperti sekarang ini, humor
semakin penting perannya untuk menurunkan ketegangan. Humor memunculkan tawa.
Dan tertawa adalah obat yang ampuh untuk menyegarkan jiwa. Tertawa yang muncul
dari humor dapat menjadi katarsis untuk melepaskan segenap tekanan dalam jiwa.
Orang Indonesia, sejauh yang saya amati, pada umumnya memiliki jiwa humor
yang tinggi. Tentu tidak semua. Hanya mereka yang memiliki kreativitas tinggi
saja yang mampu memparodikan berbagai fenomena biasa sehingga menjadi sebuah
humor. Saya cukup menikmati berbagai humor yang ada.
Humor itu berbeda dengan lawakan komedian yang sekarang membanjiri
televisi. Para komedian kadang terkesan memaksakan hal-hal yang sesungguhnya tidak
lucu menjadi lucu. Yang paling sering menjadi objek pemancing tawa adalah fisik
atau hal-hal yang menjadi alergi sesama komedian.
Oh ya, kembali ke judul tulisan ini, Humor Ramadhan: Tidak Indahnya
Berbagi, saya ingin berbagi beberapa humor menyegarkan yang saya temukan. Pertama, status di facebook yang
menggelitik. Saya tertawa membaca kreativitas teman-teman aktivis FB yang
menulis status lucu saat bulan ramadhan. Satu yang saya ingat, Puasa itu tidak hanya menahan ANGRY, tetapi
juga menahan BIRD. Anda yang paham tentang kartun yang sedang naik daun,
Angry Bird, tentu bisa segera menangkap ke mana arah konteks humor ini.
Kedua, seorang teman memparodikan sebuah kata-kata penting yang
sekarang ini sedang banyak diperbincangkan, yaitu indahnya berbagi. Teman tersebut tidak berbagi hal-hal positif,
tetapi hal lain. Ceritanya, teman tadi mengamati warung yang buka siang hari.
Ia pun mendaftar warung tersebut lengkap dengan alamatnya. Data itu kemudian ia
jadikan status di FB. Lucunya, pada bagian akhir dia memparodikan begini: betapa TIDAK INDAHNYA berbagi. Ya, saya
kira maksudnya jelas, yaitu berbagai informasi tentang warung yang buka di
siang hari.
Ketiga, ini juga tentang sebuah warung yang cukup unik. Warung
yang letaknya hanya sekitar 100 meter dari sebuah masjid besar ini buka di
siang hari, tetapi hanya satu pintu. Pintu yang satunya ditutup. Menariknya, di
depan pintu yang ditutup itu ada banner kira-kira setengah meter yang bunyinya
begini: SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
KEPADA UMAT ISLAM. SELAMAT DATANG DAN SILAHKAN MAMPIR KEPADA PARA MUSAFIR.
KEPADA YANG BUKAN MUSAFIR SILAHKAN MINGGIR. Saya tersenyum membacanya.
Memang kreativitas orang itu ada-ada saja.
Saya suka mengamati hal-hal humoris karena humor itu sangat bermanfaat buat
kesehatan jiwa. Humor, sebagaimana dikatakan Gus Dur dalam bukunya Melawan Melalui Lelucon (2000: 274),
memang tidak dapat mengubah keadaan atas ”tenaga sendiri”. Ini sudah wajar,
karena apalah kekuatan percikan perasaan di hadapan kenyataan yang mencekam
kehidupan. Namun, lelucon yang kreatif, tetapi kritis, akan merupakan bagian
yang tidak boleh tidak harus diberi tempat dalam tradisi perlawanan kultural
suatu bangsa, kalau bangsa itu sendiri tidak ingin kehilangan kehidupan waras
dan sikap berimbang dalam menghadapi kenyataan pahit dalam lingkup yang sangat
luas. Dera kepahitan dalam jangka panjang tidak mustahil akan ditundukkan oleh
kesegaran humor. Salam.
Ngainun Naim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.