Kamis, 25 Juli 2013

KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN



KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN
Oleh Ngainun Naim


Tulisan saya beberapa hari lalu, Memaknai Bahagia, lahir dari keinginan saya secara personal untuk menjalani hidup ini dengan bahagia. Bahagia, terlepas dari berbagai perdebatan tentang hakikat dan strategi untuk mencapainya, ternyata tidak mudah dicapai. Ia merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak mudah didefinisikan.
Artikel teman-teman di Kompasiana tentang bahagia saya baca dengan cermat. Saya juga memiliki beberapa buku tentang bahagia. Dan koleksi buku saya tentang bahagia bertambah karena Senin sore (22/7) saya mendapatkan satu lagi buku tentang bahagia, yaitu buku karya Arvan Pradiansyah. Judulnya The 7 Laws of Happiness, Tujuh Rahasia Hidup yang Bahagia.   
Buku karya Arvan Pradiansyah sebenarnya sudah lama saya ketahui di toko buku, tetapi tidak pernah masuk ke keranjang belanja karena berbagai pertimbangan. Saya suka buku, tetapi tidak semua buku saya beli. Hanya buku-buku yang masuk prioritas dan sesuai anggaran saja yang masuk daftar beli.
Senin sore, selepas kantor, saya ke STAI Diponegoro yang terletak di utara Alun-Alun Tulungagung. Ada urusan yang harus saya selesaikan. Begitu urusan selesai, saya meluncur ke halaman Perpustakaan Daerah Tulungagung yang terletak di Timur Alun-Alun. Selama beberapa hari, saya membaca status Facebook teman-teman yang datang ke pameran buku di halaman Perpustakaan Daerah. Saya pun tergoda untuk datang selagi ada kesempatan.
Sampai di lokasi pameran, saya mencermati buku-buku yang dipamerkan. Dari berbagai buku yang dipamerkan, mata saya tertuju ke buku Arvan Pradiansyah. Setelah lama tidak jadi membeli, sore itu saya putuskan untuk membeli buku tersebut plus satu buku anak-anak untuk buah hati saya.
Saya belum sempat membaca buku Arvan secara tuntas. Baru pada level membaca sekilas, memcermati daftar isinya, dan menimang-nimang waktu yang tepat untuk membacanya. Saya memiliki beberapa target buku yang harus saya selesaikan membacanya. Memang target ini seringkali gagal karena kesibukan atau karena faktor yang lainnya. Karena itu, saya mencoba berhitung dengan cermat tentang waktu yang memungkinkan bagi saya untuk membaca buku ini.
Pilihan saya adalah membaca buku ini di sela-sela waktu di rumah, khususnya di pagi hari setelah sahur. Pilihan ini saya kira paling logis walaupun godaannya sangat berat, yaitu tidur. Memang butuh perjuangan yang tidak ringan, tetapi saya harus melakukannya. Saya kira hanya dengan cara beginilah buku ini bisa saya selesaikan.
Baru beberapa halaman membaca, saya menemukan penjelasan yang menarik, yaitu tentang kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses, menurut Arvan, berarti mendapatkan apa yang Anda inginkan, sementara bahagia adalah menginginkan apa yang Anda dapatkan. Sukses lebih berdimensi fisik, sementara kebahagiaan berdimensi spiritual.
Sukses ukurannya adalah kuantitas, dapat dilihat (observable). Inti sukses adalah pencapaian: memiliki rumah, mobil, pekerjaan, jabatan, berorientasi pada hasil yang dicapai saat ini. Sedangkan ukuran kebahagiaan adalah kualitas. Kebahagiaan tidak mengacu pada pencapaian, tetapi pada proses. Oleh karena itu, kebahagiaan tidak tergantung pada kondisi di luar, tetapi kondisi di dalam.
Kebahagiaan adalah menikmati setiap saat dalam perjalanan, sedangkan kesuksesan adalah mencapai tempat tujuan kita. Ketika fokus kita menikmati setiap momen, kita akan mencapai kebahagiaan. Bahkan tercapai tidaknya sebuah tujuan boleh jadi seolah-olah tidak penting (h. 43-44).
Saya mendapatkan perspektif baru yang mencerahkan. Memang belum banyak yang saya serap dari buku Arvan, tetapi saya mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang menarik. Saya berharap mendapatkan banyak hal mencerahkan dari buku ini. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.