Kamis, 11 Juli 2013

JEJAK HIDUP ANTON TABAH (1)




JEJAK HIDUP ANTON TABAH
Bagian Pertama
Oleh Ngainun Naim

Tulisan ini merupakan kelanjutan tulisan saya sebelumnya yang berjudul Anton Tabah: Polisi-Penulis. Basis tulisan ini adalah buku yang ditulis oleh Anton Tabah.
Ceritanya, hari senin tanggal 26 November 2012 lalu aku ada keperluan di Universitas Kadiri. Setelah urusan selesai, kusempatkan mampir ke Toko Buku Togamas, Kediri. Seperti biasa, walaupun aku sesungguhnya bertekad mengurangi membeli buku karena pertimbangan tempat yang semakin menggerus ruangan rumah mungilku, tetapi entah mengapa setiap masuk toko buku, magnetnya terasa sangat kuat. Walaupun tidak banyak, aku mendapatkan beberapa buku menarik di toko buku ini. Salah satunya adalah buku yang ditulis oleh Jenderal Anton Tabah.
Buku yang aku beli ini berjudul True Story, Tuhan Selalu Hadir Dalam Hidupku (Anak Sengsara Bisa Mendampingi Presiden) terbitan Sahabat Klaten edisi September 2012. Dalam sampul ada label Best Seller karena dalam sebulan sudah naik cetak ulang dua kali.
Kupilih buku ini karena menurutku mampu memberiku inspirasi hidup. Buku kisah kehidupan para tokoh memang menjadi salah satu buku yang biasanya menarik hatiku. Dan benar, aku menemukan banyak inspirasi dari buku Jenderal Anton Tabah ini.
Ada beberapa hal penting yang aku temukan sebagai catatan atas riwayat hidup Jenderal Anton Tabah. Pertama, kesungguhan menjalani kehidupan. Buku ini mengisahkan secara panjang lebar bagaimana perjuangan hidup seorang Anton Tabah. Ia berasal dari keluarga miskin. Sebagaimana keluarga miskin lainnya, pendidikan adalah barang yang mewah. Demikian juga yang dialami Anton Tabah. Ia harus berjuang keras dengan melakukan berbagai jenis pekerjaan agar bisa mengenyam bangku pendidikan. Dan itu dilakukannya sejak ia duduk di bangku sekolah dasar hingga menyelesaikan jenjang S-1. Tercatat dalam buku ini bagaimana ia ketika SD harus mencari kayu bakar sepulang sekolah agar mendapatkan jatah makan siang; saat SMP ia harus berjuang bangun setiap jam 3 malam untuk mencuci bis; saat kuliah ia melakoni berbagai profesi demi selesainya pendidikan yang diidamkannya. Semua ia lakoni dengan penuh kesungguhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.