Oleh Ngainun Naim
Kompetisi hidup sekarang ini semakin ketat. Masing-masing orang berlomba
untuk menjadi yang terbaik dan terdepan. Ada yang menempuh cara normal dan
bermartabat dengan bekerja keras, membangun ketahanan mental, menempa diri
dengan beragam ketrampilan, dan terus berjuang demi kesuksesan. Sebaliknya tidak
sedikit yang menghalalkan segala cara demi meraih apa yang diinginkan. Korupsi,
mencari jalan pintas, menipu dan berbagai perilaku memalukan lainnya menjadi
bagian dari strategi sukses.
Dalam kerangka membangun kesuksesan hidup, apapun definisi kesuksesan itu,
aspek mendasar yang cukup penting untuk dipertimbangkan adalah mengenai
keunikan diri. Setiap manusia pada dasarnya unik. Sayangnya, sebagaimana
dikatakan oleh Eileen Rachman & Sylvina Savitri (Kompas, 30 Januari 2010),
banyak dari kita yang tidak menyadari terhadap keunikan yang kita miliki.
Padahal, setiap orang pasti memiliki keunikan sendiri. Keunikan tersebut tidak
dimiliki oleh orang lain. Aspek keunikan diri yang menjadikan seseorang
memiliki nilai lebih dibandingkan dengan yang lain. Ketidaksadaran terhadap
aspek keunikan diri menjadikan kita melihat bahwa hidup ini sudah sedemikian taken
for granted. Kata Eileen dan Sylvina, hidup yang semacam ini dipandang
seperti sebuah permainan saja. Dalam permainan seperti sepakbola misalnya, segala
sesuatunya sudah standar. Ukuran bola, lapangan, aturan, dan cara bermainnya
sudah standar. Jika ini yang terjadi, tanpa disadari individu memang tidak bisa
menghargai kemampuannya sebagai modal untuk menciptakan momen-momen terbaik,
atau peak experience dalam hidup pribadinya, pekerjaannya, juga
kemasyarakatannya.
Menemukan keunikan diri memang tidak mudah. Jika orang mau menggali
keunikan dirinya, ia harus berusaha keras untuk menemukan apa yang paling
menarik bagi dirinya. Keunikan diri bisa digali dengan banyak-banyak melakukan
komunikasi dengan diri sendiri (self-communication) dalam bentuk merenung,
berfikir, dan merefleksikan segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan
perjalanan hidup kita. Dari proses ini akan ditemukan berbagai kelebihan dan
kekurangan yang ada dalam diri. Setelah menemukan berbagai kelebihan dan
kekurangan diri, maka dibuat skala prioritas.
Langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap potensi yang ada
untuk dikembangkan. Pada tingkat ini, sebenarnya seseorang telah mampu
mengidentifikasi bakat-bakat yang ada dalam dirinya. Ketika bakat telah
ditemukan, untuk aktualisasinya adalah dengan menemukan sasaran yang cocok.
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah melakukan motivasi positif dalam
diri. Motivasi positif merupakan bentuk kekuatan pendorong di dalam diri untuk
mewujudkan pencapaian sasaran. Motivasi positif penting dibangun sebab jika
salah dalam membangun motivasi, seseorang dapat terjebak untuk melakukan
tindakan yang tidak benar. Rumus menghalalkan segala cara asal tujuan tercapai
merupakan bentuk penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Hal ini sangat berbahaya
karena justru akan menghancurkan tujuan yang lebih utama.
Sebagai
konsekuensi dari langkah ini, penting untuk menemukan wadah dan bimbingan. Adapun
langkah terakhir adalah mengetahui cara belajar yang cocok, yakni cara yang
cocok untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Siapapun yang ingin sukses dalam
mengembangkan bakatnya, ia harus terus-menerus belajar. Belajar secara terus-menerus lewat berbagai media
merupakan salah satu sarana penting untuk terus mengasah kemampuan dan potensi
yang dimiliki. Seorang yang telah menemukan bakatnya dalam bidang usaha, dan
telah menempuh empat langkah pertama, mungkin ia berhasil mencapai kesuksesan.
Tetapi ketika ia telah merasa berpuas diri dan tidak mau belajar lagi,
kesuksesan yang telah diraihnya tidak akan mampu bertahan lama. Perkembangan
dan tantangan menjadi sesuatu hal yang tidak mungkin untuk dihindari. Hanya
mereka yang mau belajar secara terus menerus untuk memperbaiki diri saja yang
akan mampu bertahan dalam kesuksesannya. Sementara mereka yang telah merasa
puas dengan apa yang dicapai, pada saat tertentu akan ketinggalan dengan
pendatang baru yang jauh lebih kompetitif.
Terima kasih
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung dan membaca artikel di blog sederhana ini. Salam.
Hapus