Selasa, 14 Mei 2013

MEMUNGUT SERPIHAN HIKMAH


Oleh Ngainun Naim


Hikmah dalam hidup itu bisa diperoleh dari mana saja. Bisa dari mengamati fenomena hidup sehari-hari, dari menonton televisi, berselancar di dunia maya, perbincangan santai, diskusi, membaca buku, membaca koran, dan dari berbagai momentum hidup yang lainnya. Hikmah juga bisa kita pungut dari pengalaman nyata kita sendiri. Segenap serpihan hikmah itu akan bermakna dan memperkaya jiwa jika kita mau membuka diri dan kesadaran kita untuk memungutnya, lalu kita jadikan referensi untuk perbaikan diri.
Saya sendiri sangat suka merangkum serpihan hikmah itu dari manapun datangnya. Saya pernah membuat beberapa catatan hikmah dari menonton acara di televisi. Pernah juga dari berita koran. Dan pernah juga dari ucapan-ucapan spontan di berbagai momentum.
Beberapa hari lalu, saya menemukan serpihan hikmah dari ucapan spontan beberapa tokoh yang saya kenal. Beberapa ucapan tersebut adalah: pertama, segeralah bersyukur setiap saat tanpa menunggu kaya. Janganlah berprinsip akan bersyukur saat nanti kaya. Kata hikmah ini, menurut saya, memiliki makna yang mendalam. Sebagaimana catatan saya sebelumnya, Menggali Energi Syukur, rasa syukur memang harus selalu dilakukan dalam kondisi apapun. Anugerah yang telah Allah berikan sungguh luar biasa atas kehidupan kita.
Kedua, hikmah hidup yang penting itu adalah sehat dan sempat. Kesehatan adalah harta penting yang tiada taranya. Selain itu, kesempatan itu juga anugerah besar yang tidak selalu tersedia. Karena itu, sehat dan sempat adalah anugerah yang harus disyukuri dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Ketiga, jika kita menuruti keinginan dan hasrat dalam hidup, tentu tidak ada habisnya. ”Keinginan kita itu tidak akan ada habisnya, kecuali kalau sudah ”dipathok-i” atau sudah meninggal”, kata seorang tokoh. 
Serpihan hikmah hikmah yang saya ”pungut” mengajarkan kepada saya untuk semakin arif memahami dan menjalani hidup. Di tengah kehidupan dengan iklim kompetisi yang kian ketat, serpihan hikmah sangat penting maknanya untuk menurunkan tensi agar tetap membumi. Salam [Trenggalek, 13-05-2013].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.