Bagian Kedua
Oleh Ngainun Naim
Jika kita menyimak dunia kepenulisan
Indonesia, ada dua penulis wanita Muslimah yang cukup tangguh, yaitu Helvy
Tiana Rosa dan Asma Nadia. Kedua penulis wanita ini telah menghasilkan puluhan
buku dan berbagai penghargaan. Dalam salah satu bukunya, Risalah Cinta
Untukmu (2008), Helvy menulis mengenai bagaimana ia dan saudara-saudaranya
telah memiliki tradisi membaca semenjak usia dini. Keinginan membaca dimulai
dari tradisi mendongeng ibunya yang dilakukan setiap malam. Dongeng tampaknya menjadi
pintu gerbang bagi Helvy dan saudara-saudaranya untuk mencintai buku. Namun
kondisi keuangan keluarga tampaknya terasa berat bagi mereka untuk memiliki buku.
Beruntung, di dekat rumah mereka ada persewaan buku. Namun demikian, mereka
tidak juga mampu mengobati dahaganya akan buku karena uang sewa buku tidak
selalu mampu mereka bayarkan.
Rupanya ibu mereka memiliki kesadaran
yang kuat bahwa kerinduan utama anak-anaknya adalah buku. “Ibu berjanji akan
membawakan kalian buku setiap hari”, kata ibunya pada suatu ketika. Dan itu
ditepati ibunya. Entah bagaimana caranya, ibu mereka selalu membawa buku setiap
kali pulang ke rumah. Kadang buku itu tampak baru dan mengkilap. Sering pula
ibu mereka membawa buku yang sudah begitu kusam, bahkan beberapa bagian sudah
sangat kusam.
Untuk memberikan buku pada
anak-anaknya, ibu mereka harus berjuang sangat keras. Setiap pulang berjualan
kain sprei, ibunya memilih jalan kaki. Hal itu dilakukan agar ongkos
perjalanannya bisa digunakan untuk membeli buku. Setiap kali menawarkan
dagangannya yang tak seberapa pada teman-temannya, sang ibu bertanya, “Bolehkah
saya meminjam buku-buku cerita milik anakmu? Saya akan menjaganya agar tak
hilang. Saya berjanji membawakan anak-anak saya satu buku setiap hari, meski
itu buku pinjaman”.
Buku-buku cerita yang dibawa oleh
ibunya, yang sebagian besar telah lusuh, selalu memahatkan ceria bagi Helvy
kecil bersama dengan saudara-saudaranya. Sang ibu mengajarkan mereka untuk
berterima kasih kepada yang mempunyai buku dengan cara merawat serta
menyampulkan semua buku dengan sampul plastik. Bukan itu saja, mereka diajarkan
untuk senantiasa mengembalikan semua buku tepat pada waktunya. Hal itu
dilakukan agar orang memiliki kepercayaan sehingga ketika suatu saat meminjam
lagi, mereka akan mendaparkan kepercayaan.
Salam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.