Selasa, 07 Mei 2013

KUMPULAN "ORANG-ORANG GILA"


Catatan Seminar “The Power of Reading”
Bagian Pertama
Oleh Ngainun Naim


Hari sabtu tanggal 4 Mei kemarin saya merasakan syukur yang luar biasa. Pada hari itu saya diundang oleh teman-teman yang tergabung dalam ”Tulungagung Membaca 2013” untuk seminar The Power of Reading di Kantor Arsip Tulungagung. Bagi saya, ini merupakan sebuah kehormatan, karena seminar ini sesungguhnya merupakan bentuk bedah buku saya yang judulnya ”The Power of Reading”.
Seminar ini mempertemukan saya dengan para pendekar literasi, khususnya yang tergabung dalam kegiatan ”Tulungagung Membaca 2013”, seperti Mbak Tjut Zakiah, Pak Siwi Sang, Mas Ahmad Fauzan, Mbak Nikmah, dan beberapa teman lain yang juga bergiat di dunia literasi, baik dari Tulungagung maupun kota-kota lain di luar Tulungagung. Dan lebih istimewa, saya kembali berjumpa dengan senior saya, Muhsin Kalida, M.A., yang jauh-jauh dari Yogyakarta untuk berbagi ilmu.
Seminar ini berlangsung sangat meriah. Saya mendapatkan kesempatan tampil pertama. Saya memaparkan hal-ihwal membaca dan poin-poin penting yang saya tulis dalam buku The Power of Reading. Antuasias peserta yang tinggi membuat saya bersemangat berbicara sampai tidak sadar kalau sudah melewati setengah jam.
Setelah saya, giliran Kang Muhsin Kalida yang berbicara. Ia merupakan trainer nasional. Karena itu, caranya berseminar begitu memesona. Saya melihat dengan jelas betapa beliau sudah sangat terbiasa dengan forum-forum semacam itu.
Saya mengamati dengan detail setiap hal yang beliau berikan. Saya ingin mengambil banyak ilmu dan hikmahnya, walaupun sesungguhnya dulu saya sering ketemu saat saya masih kuliah di Jogja. Karena lama tidak bertemu, saya menemukan banyak hal yang belum saya ketahui dari beliau.
Sebagai ”provokator” membaca dan menulis, beliau mengawali paparannya tentang pentingnya membaca (dan menulis). Kata Kang Muhsin, Facebook adalah sarana menulis yang baik. Karena itu, menulis di facebook yang dilakukan secara serius dapat mengantarkan penulisnya menjadi penulis buku. Beliau mengambil contoh tentang tiga orang TKW yang sering membuat catatan di facebook, pada akhirnya menjadi motivator nasional. Tulisan mereka yang diposting di internet telah menggerakkan Gola Gong—seorang tokoh nasional dalam hal membaca dan menulis—untuk memfasilitasi sehingga postingan di facebook tersebut berubah menjadi buku yang memberdayakan.
Kang Muhsin juga bercerita banyak tentang bagaimana orang Barat begitu menghargai aktivitas membaca. Di negara yang beliau kunjungi, membaca menjadi matapelajaran tersendiri yang memang diajarkan secara sistematis sejak jenjang dasar hingga perguruan tinggi. Ini menunjukkan bahwa membaca memang sangat penting artinya. Membaca menjadi penanda penting kemajuan sebuah bangsa. 
Jika negara lain begitu memerhatikan aktivitas membaca, tidak demikian halnya dengan negara kita. Secara umum membaca masih menjadi aktivitas elit yang jauh dari kata membumi. Masih dibutuhkan usaha dan kerja keras dari semua pihak agar membaca menjadi aktivitas yang mentradisi di seluruh lapisan masyarakat. Salam [Parakan Trenggalek, 5/4/2013].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.