TERNYATA MASIH ADA
YANG MEMBACA
Salah satu buku yang saya tulis, Menjadi Guru Inspiratif, Memberdayakan dan
Mengubah Jalan Hidup Siswa, diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Pustaka
Pelajar Yogyakarta pada tahun 2009. Buku itu lahir melalui proses yang tidak
mudah. Ada berbagai hambatan yang harus saya hadapi.
Hanya karena
anugerah Allah semata, Alhamdulillah, buku itu bisa terbit. Buku itu memberikan
berkah tersendiri buat saya. Salah satunya adalah beberapa kali dibedah.
Saya tidak ingat
persis di mana saja buku itu pernah dibedah. Seingat saya di kampus tempat saya
mengabdikan diri, yaitu STAIN Tulungagung, dibedah dua kali. Di beberapa tempat
lainnya juga pernah dibedah, misalnya di Kebumen, Bangka Belitung, Madiun, dan
beberapa forum yang digelar di tempat yang lainnya.
Buku itu juga
diresensi di banyak media. Pelacakan saya menemukan buku ini diresensi tidak
kurang di sepuluh media. Beberapa di antaranya merupakan penerbit yang cukup
berkelas, seperti Kompas dan Jawa Pos.
Memang, bagi
saya sebagai penulis, kebahagiaan itu akan datang saat karya yang saya tulis
dibaca dan diapresiasi. Bentuk apresiasinya tidak harus positif. Negatif
sekalipun harus saya terima dengan lapang dada karena itu menunjukkan ada yang
mau memerhatikan karya saya.
Minggu pagi
[28/4] saya mengantarkan istri ke kantor karena surat tugas yang akan dibawa ke
Surabaya belum ada stempelnya. Di kantor tempat istri bekerja, saya menemukan
tumpukan koran. Iseng-iseng saya buka. Dan betapa terkejutnya saya, buku saya Menjadi Guru Inspiratif ternyata
diresensi.
Sungguh, ini
sebuah anugerah yang luar biasa. Buku ini, setelah sekian tahun terbit,
ternyata masih juga ada yang mau membaca. Dan saat saya baca di identitas buku
yang diresensi, Alhamdulillah, ini merupakan cetakan yang keempat.
Tentu saja saya
senang karena buku ini akhirnya bisa naik cetak sampai empat kali. Suatu
prestasi tersendiri bagi penulis kecil semacam saya. Buku saya yang lain yang
naik cetak sampai empat kali adalah Pendidikan
Multikultural, Konsep dan Aplikasi yang diterbitkan Penerbit Ar-Ruzz Media
Yogyakarta. Saya tidak ingin berdebat apa kriteria laris atau tidaknya sebuah
buku. Biarlah itu urusan penerbit. Saya juga tidak mau ambil pusing soal
royalti. Kalau memang itu rejeki saya, akan banyak cara yang membuat saya
mendapatkannya. Tetapi kalau memang bukan rejeki, biarlah itu menjadi jalinan
persahabatan antara saya sebagai penulis dengan para pembaca sekalian.
Minggu pagi itu,
kembali saya mendapatkan kebahagiaan dengan diresensinya buku saya. Terima
kasih kepada Mas Junaidi Khab, sang peresensi. Saya belum mengenalnya. Hanya
saya baca identitasnya, dia adalah penikmat buku yang juga mahasiswa IAIN Sunan
Ampel Surabaya. Oh ya, koran yang memuatnya adalah Harian Bangsa edisi Jumat,
26 April 2013. Terima kasih kepada semuanya. Salam [Parakan Trenggalek, Minggu, 28/4/2013].
Siap.... Sepakat... Slaam kenal pak Ngainun Naim
BalasHapusini blog dan fb saya pak. junaidikhab.wordpress.com.
BalasHapusFB: john_khab@yahoo.com
Terima kasih Mas Junaidi. Senang sekali Anda berkenan menyapa. Dan salam kenal kembali. Saya sudah mengunjungi blog Anda. Luar biasa. Saya senang ada generasi muda kreatif seperti Mas Junaidi.
BalasHapus