Oleh Ngainun Naim
Semua
orang yang sudah mengenyam bangku pendidikan pasti bisa membaca dan menulis
sebab memang ketrampilan mendasar yang harus dimiliki oleh para siswa dan
mahasiswa adalah kemampuan membaca dan menulis. Tanpa kedua kemampuan ini,
studi tidak akan dapat dijalani. Dengan kedua ketrampilan ini, mereka yang
sedang studi dapat menambah wawasan, pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan
untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas dirinya.
Namun
demikian, jika menulis yang dimaksudkan adalah menulis yang bukan sekedar
memindah tulisan dari buku atau mencatat apa yang diucapkan oleh dosen, tetapi
menulis dalam makna yang sama dengan mengarang, ternyata hanya sebagian kecil
saja yang mampu melakukannya. Menulis dalam maknanya yang pertama adalah
membuat huruf, angka, nama, dan sesuatu tanda kebahasaan apa pun dengan sesuatu
alat tulis pada suatu halaman tertentu. Dalam pengertian yang luas, menulis
merupakan kata yang sepadan dengan mengarang. Menurut The Liang Gie (2002: 3),
mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Dalam
konteks komunikasi, seorang penulis adalah pelaku komunikasi yang sedang
terlibat dalam proses penyampaian pesan lewat media tulis. Tulisan sendiri pada
dasarnya merupakan salah satu media komunikasi massa. Karena itu, agar
komunikasi dapat berlangsung mulus, seorang komunikator (dalam hal ini adalah
penulis) harus melakukan perencanaan, perumusan, dan penyusunan tulisan
sedemikian rupa, sehingga pesan yang disampaikan lewat karya tulisnya kepada
komunikan (para pembaca) dapat berlangsung secara komunikatif.
Menulis
sendiri sesungguhnya memiliki banyak manfaat. Pertama, menulis dapat
membangkitkan ide-ide (gagasan) baru. Kedua, menulis membantu
mengorganisasikan gagasan-gagasan dan menjelaskan (menjernihkan) konsep-konsep.
Ketiga, menulis dapat membuat jarak antara penulis dengan
gagasan-gagasannya sehingga gagasan-gagasan tersebut mudah dievaluasi oleh
penulisnya. Keempat, menulis membantu menyerap dan mengolah informasi,
sehingga ketika menulis topik dapat dipelajari dengan lebih baik. Kelima, menulis
dapat membantu kita menyelesaikan masalah; kita dapat menguji dengan
menguraikan elemen-elemen masalah ke dalam bentuk tulisan. Dan keenam, menulis
menjadikan kita sebagai pembelajar yang aktif dibandingkan menjadi penerima
informasi yang pasif (Yosal Iriantara dan A. Yani Surachman, 2006: 59).
Oleh
karena itu, komunikasi tertulis sangat penting artinya. Penguasaan terhadap
komunikasi tertulis akan menjadikan penulisnya mampu mengkomunikasikan gagasan,
pikiran, dan idenya dalam skala lebih luas. Sebuah tulisan memiliki kemungkinan
yang lebih luas untuk dibaca, lebih awet, dan mengatasi ruang dan waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.