Selasa, 16 April 2013

LESS IS MORE


Seorang kolega pengajar di STAIN Tulungagung pernah bilang kepada saya bahwa kalau membuat status di FB itu jangan terlalu serius, karena akan ”miskin” komentar. Jamaah dunia FB berbeda dengan jamaah kampus yang biasanya bisa dipaksa untuk diajak berpikir (agak) serius. Status yang berat biasanya hanya akan di ”like” saja.
Saya paham dan memaklumi pendapatnya, tetapi sejauh yang saya amati, para aktivis FB ternyata ada juga yang serius. Status dan catatan yang mereka buat juga filosofis dan motivatif. Beberapa dari mereka memang sepertinya berniat untuk memberikan ”warna lain ” di jagad maya ini.
Kalau Anda membaca judul catatan ini, bukan berarti saya termasuk bagian dari mereka yang serius atau filosofis. Judul ini memang berbahasa Inggris, tetapi saya menemukan judul ini secara kebetulan. Isi artikel ini pun berbahasa Indonesia. Hal semacam ini sama dengan buku saya yang judulnya berbahasa Inggris, The Power of Reading, tetapi isinya berbahasa Indonesia. Biar gaya atau apalah, terserah. Sebab saya berpegang pada pendapat yang menyatakan bahwa tugas penulis itu ya menulis, sementara tugas mengkritik, mengapresiasi, dan sebagainya itu tugas pembaca.
Soal tulisan yang serius, saya menyadari tempatnya bukan di halaman catatan FB atau blog. Saya menumpahkan model tulisan serius di beberapa jurnal kampus. Jadi, yang lebih penting adalah menulisnya dan membaginya. Siapa tahu ada yang dapat memetik manfaat. Jika memang ada, semoga itu menjadi pahala yang memberikan kemanfaatan dalam kehidupan saya dan keluarga. Amin.
Judul ini saya peroleh pada malam hari 3 Maret 2013.  Sepulang pengajian yang sudah lebih dari jam sepuluh malam, saya tidak langsung tidur. Iseng-iseng saya menyalakan TV. Sesungguhnya saya berusaha menghindari menonton acara televisi yang menurut saya kurang mencerdaskan. Saya hanya menonton beberapa acara yang menurut saya memberikan manfaat. Nah, tiba-tiba channel saya menemukan Mario Teguh, The Golden Ways.
Saya sendiri bukan penggemar fanatik Mario Teguh. Hanya jika kebetulan menonton TV dan ada acaranya, saya menyimaknya. Itupun dengan catatan, jika anak saya tidak protes. Sebab dia biasanya tidak setuju dengan acara yang saya tonton.
Malam itu Mario Teguh membawakan tema seperti judul artikel ini, Less is More. Saya sesungguhnya hanya menonton sekitar sepuluh menit saja yang tersisa. Seperti biasa, saya segera mengambil notes dan mencatat beberapa hal penting yang saya peroleh. Beberapa hal yang saya dapat tangkap adalah: pertama, kecintaan itu menjadi kunci sukses dalam melakukan hal apapun. ”Anda tidak bisa hebat di satu bidang tanpa mencintainya”, kata Mario Teguh. Dengan cerdik dia membangun argumentasi mengenai pendapatnya ini. Menurutnya, orang kalau melakukan sesuatu dilandasi dengan cinta, ia akan fokus karena tidak ada rasa malas atau bosan. Cinta menjadi energi yang membuka peluang untuk bisa melakukan berbagai hal dengan sukses.
Kedua, pekerjaan yang baik itu memiliki tiga kriteria; (1) Anda menjadi ahli dalam bidang itu; (2) Anda menjalankan pekerjaan tersebut dengan penuh kecintaan; dan (3) Anda dibayar dengan baik.
Ketiga, penghalang terbesar untuk melakukan sesuatu itu adalah TAKUT. Berani mencoba sesungguhnya langkah penting untuk membangun kesuksesan. Hal ini senada dengan pendapat Prof. Dr. Imam Suprayogo, Rektor UIN Maliki Malang. Beliau berpendapat bahwa jika Anda membuat sebuah proposal, maka Anda akan memiliki peluang berhasil dan gagal. Tetapi jika Anda tidak membuat proposal, Anda sudah gagal.
Keempat, rasa berani itu adalah pertanda iman. Dan iman itu juga akan diikuti dengan keikhlasan.
Kelima, kebaikan hati adalah sumber dan sebab dari segala kebaikan dalam hidup kita.
Mungkin Anda bertanya; dimana relevansinya dengan judul tulisan ini? Jujur, saya tidak mendapatkan jawabannya dalam acara Mario Teguh semalam. Tetapi jika bisa dibuat kira-kira, ya kekurangan itu sesungguhnya dapat menjadi kelebihan jika kita menyadari dan memberdayakan diri kita. Saya kira itu. Soal alasan yang lainnya, Anda dapat membuat tafsir yang jauh lebih luas dan lebih cerdas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.