Mungkin karena dalam beberapa waktu terakhir aku
disibukkan oleh berbagai urusan sehingga kesempatan libur tiga hari menjadi
waktu yang sangat berharga buatku dan keluarga. Walaupun
faktanya tidak berarti istirahat total tanpa kegiatan sama sekali, tetapi
setidaknya bangun tidur kondisiku lebih fresh.
Minggu pagi (31/3/2013), dengan ditemani teh panas dan getuk manis yang dibelikan ibuku di toko dekat
rumah, aku mulai membuka komputerku. Aku ingin memenuhi komitmenku untuk selalu
menulis setiap hari, walaupun hanya satu halaman. Dan selama bulan Maret,
sejak tanggal 2 sampai hari ini (31/3), aku berhasil memenuhinya. Memang ada dua hari
dari tulisanku yang tidak aku tampilkan di FB, tetapi aku tetap menulis di
komputerku. Ya, aku menyelesaikan menulis artikel untuk sebuah jurnal.
Aku menyukai menulis sejak mahasiswa awal S-1. Tetapi kesukaan terhadap menulis pada saat itu lebih bersifat mimpi. Berkali-kali
aku mencoba menulis, tetapi selalu berujung kegagalan. Kalaupun berhasil
menyelesaikan satu tulisan, biasanya juga kurang memuaskan. Selalu saja ada
bagian yang tidak memuaskan buatku sendiri.
Tulisan awalku
berhasil dimuat Koran Surya pada
bulan Oktober 1996. Tulisan pertamaku dimuat setelah aku mengirimkan tulisan
lebih dari 20 kali. Setelah dimuat Surya,
beberapa tulisanku mulai nongol di
media lainnya. Tetapi jika dihitung antara yang dimuat dengan yang tidak, tentu
yang tidak dimuat itu yang lebih banyak. Hanya karena obsesi untuk menjadi
penulis saja yang membuat aku terus menulis hingga hari ini.
Menulis buku secara
agak serius baru aku lakukan setelah tahun 2007. Setelah buku pertama terbit,
hampir setiap tahun terbit bukuku. Setahun bisa hanya satu judul, tetapi pernah
juga sampai empat judul. Tentang berapa yang bisa terbit, bagiku tidak penting.
Yang penting setiap hari aku menulis, walaupun mungkin hanya satu paragraf.
Membangun komitmen
menulis memang bukan hal mudah. Komitmen itu harus diperjuangkan dan
diusahakan. Saat malas mendera, saat kesibukan menggunung, saat komputer
ngadat, dan saat masalah lain datang, mewujudkan tulisan menjadi sebuah
perjuangan yang tidak ringan.
Perjalanan menulisku
yang sudah sekian tahun memang sarat dinamika. Aku menemukan banyak sekali
manfaat dari menulis yang aku lakukan. Aku juga menerima banyak kritik. Salah
satu kritik yang kuterima adalah spesialisasi keilmuan. Keilmuan yang aku
tekuni sesuai dengan SK-ku mengajar adalah Metodologi Studi Islam (MSI). Tetapi
aku menulis tidak hanya bidang MSI, tetapi juga topik-topik yang lainnya.
Aku menerima kritik
yang ada. Kuucapkan terima kasih atas kebaikannya memberikan masukan konstruktif.
Aku tidak akan membela diri. Kritik, bagiku, adalah bentuk penghormatan yang
akan aku terima dengan sepenuh hati. Tetapi aku akan terus menulis dengan—mohon
maaf—kadang mengabaikan spesialisasi tema keilmuan. Bagiku, tulisan yang
bermanfaat itu lebih penting dibandingkan tulisan spesifik ilmiah sesuai
keilmuan kita. Salam! Sambidoplang,
Minggu Pagi, 31/3/2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.