Kamis, 18 April 2013

KOMITMEN MENULIS


Mungkin karena dalam beberapa waktu terakhir aku disibukkan oleh berbagai urusan sehingga kesempatan libur tiga hari menjadi waktu yang sangat berharga buatku dan keluarga. Walaupun faktanya tidak berarti istirahat total tanpa kegiatan sama sekali, tetapi setidaknya bangun tidur kondisiku lebih fresh.
Minggu pagi (31/3/2013), dengan ditemani teh panas dan getuk manis yang dibelikan ibuku di toko dekat rumah, aku mulai membuka komputerku. Aku ingin memenuhi komitmenku untuk selalu menulis setiap hari, walaupun hanya satu halaman. Dan selama bulan Maret, sejak tanggal 2 sampai hari ini (31/3), aku berhasil memenuhinya. Memang ada dua hari dari tulisanku yang tidak aku tampilkan di FB, tetapi aku tetap menulis di komputerku. Ya, aku menyelesaikan menulis artikel untuk sebuah jurnal.
Aku menyukai menulis sejak mahasiswa awal S-1. Tetapi kesukaan terhadap menulis pada saat itu lebih bersifat mimpi. Berkali-kali aku mencoba menulis, tetapi selalu berujung kegagalan. Kalaupun berhasil menyelesaikan satu tulisan, biasanya juga kurang memuaskan. Selalu saja ada bagian yang tidak memuaskan buatku sendiri.
Tulisan awalku berhasil dimuat Koran Surya pada bulan Oktober 1996. Tulisan pertamaku dimuat setelah aku mengirimkan tulisan lebih dari 20 kali. Setelah dimuat Surya, beberapa tulisanku mulai nongol di media lainnya. Tetapi jika dihitung antara yang dimuat dengan yang tidak, tentu yang tidak dimuat itu yang lebih banyak. Hanya karena obsesi untuk menjadi penulis saja yang membuat aku terus menulis hingga hari ini.
Menulis buku secara agak serius baru aku lakukan setelah tahun 2007. Setelah buku pertama terbit, hampir setiap tahun terbit bukuku. Setahun bisa hanya satu judul, tetapi pernah juga sampai empat judul. Tentang berapa yang bisa terbit, bagiku tidak penting. Yang penting setiap hari aku menulis, walaupun mungkin hanya satu paragraf.
Membangun komitmen menulis memang bukan hal mudah. Komitmen itu harus diperjuangkan dan diusahakan. Saat malas mendera, saat kesibukan menggunung, saat komputer ngadat, dan saat masalah lain datang, mewujudkan tulisan menjadi sebuah perjuangan yang tidak ringan.
Perjalanan menulisku yang sudah sekian tahun memang sarat dinamika. Aku menemukan banyak sekali manfaat dari menulis yang aku lakukan. Aku juga menerima banyak kritik. Salah satu kritik yang kuterima adalah spesialisasi keilmuan. Keilmuan yang aku tekuni sesuai dengan SK-ku mengajar adalah Metodologi Studi Islam (MSI). Tetapi aku menulis tidak hanya bidang MSI, tetapi juga topik-topik yang lainnya.
Aku menerima kritik yang ada. Kuucapkan terima kasih atas kebaikannya memberikan masukan konstruktif. Aku tidak akan membela diri. Kritik, bagiku, adalah bentuk penghormatan yang akan aku terima dengan sepenuh hati. Tetapi aku akan terus menulis dengan—mohon maaf—kadang mengabaikan spesialisasi tema keilmuan. Bagiku, tulisan yang bermanfaat itu lebih penting dibandingkan tulisan spesifik ilmiah sesuai keilmuan kita. Salam! Sambidoplang, Minggu Pagi, 31/3/2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.