Semester genap
ini saya mengajar beberapa matakuliah yang cukup menantang. Salah satunya
adalah Epistemologi Islam. Mendapatkan amanah mengajar matakuliah ini di Prodi
Akidah Filsafat Jurusan Ushuluddin STAIN Tulungagung mengharuskan saya membaca
kembali buku-buku yang berkaitan dengan matakuliah ini.
Kebetulan, saya
menemukan buku-buku filsafat koleksi saya, termasuk yang membahas epistemologi.
Saat persiapan mengajar, saya mengumpulkan buku-buku terkait, memeriksa bab
yang ada pembahasan sesuai dengan silabus, dan merangkum poin-poin pentingnya
untuk mengajar.
Secara personal,
matakuliah ini memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan kepada saya. Saya
juga seperti diajak menjelajah ke dunia pemikiran filsafat yang memesona.
Bagi sebagian
orang, dunia filsafat mungkin dikesankan sebagai dunia yang rumit dan abstrak.
Siapapun absah saja membangun kesan personalnya terhadap filsafat, positif
ataupun negatif. Tetapi jika ingin menguasai filsafat secara baik, langkah
pertamannya saya kira adalah menyenangi dulu terhadap filsafat. Rasa senang ini
akan menjadi daya dorong untuk memasuki belantara filsafat yang lebat dan sarat
tantangan.
Buku-buku
filsafat yang saya temukan ternyata cukup beragam. Beberapa yang dapat saya
sebut adalah karya Mulyadhi Kartanegara, Menyibak
Tirai Kejahilan, Pengantar Epsitemologi Islam (Bandung: Mizan, 2003); Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2006); Juhaya S.
Praja, Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam
Islam dan Penerapannya di Indonesia (Jakarta: Teraju, 2002); Muhammad
Muslih, Filsafat Ilmu (Yogyakarta:
Belukar, 2011); dan Suparlan Suhartono, Filsafat
Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2008).
Adapun
buku karya intelektual asing yang saya temukan, antara lain Kasem Khaleel, Science and Religion, What You Were Never
Told (Illinois: Knowledge House, 2003); dan Ian G. Barbour, Issues in Science and Religion.
Ada
beberapa buku yang sudah saya baca tuntas, tetapi ada juga yang saya baca
sesuai keperluan. Di antara buku yang menarik yang berbicara tentang ilmu adalah buku klasik
karya The Liang Gie, Konsepsi Tentang
Ilmu (Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1984). Di buku ini saya
menemukan pembahasan yang cukup kaya tentang Ilmu; mulai dari pengertian,
cakupan, dimensi, struktur, penggolongan, nilai intelektual ilmu, dan tentang
pemikiran ilmiah. Memang saya tidak melihat buku ini sebagai buku yang kritis.
Bahkan bisa dikatakan buku ini adalah kumpulan kutipan pendapat para penulis
yang kemudian diolah oleh Gie. Justru pada sisi inilah keunggulan buku ini,
yakni ketekunan penulisnya mengumpulkan bahan pendukung bagi buku yang
ditulisnya.
Saya
ingin mengutip satu bahasan menarik tentang ilmu ini dari halaman 94. Di situ
dinyatakan bahwa ilmu pertama-tama dan terutama mempunyai nilai yang bercorak
intrinsik. Dari kebenaran sebagai nilai pokok yang paling utama sampai
nilai-nilai intelektual lainnya seperti kejujuran intelektual (intellectual integrity), kenetralan
emosi (emotional neutrality), sikap
obyektif (objective attitude), dan
pandangan terbuka (open mindedness),
kesemuanya ini tergolong nilai intrinsik. Dan ilmu bernilai secara intrinsik
karena menghasilkan pengetahuan. Salam [Trenggalek—Tulungagung, 23-24/4/2013].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Komentar anda sangat saya hargai.